Ahad 29 May 2011 14:04 WIB

Arab Saudi Bentuk Kelompok Monarki Bendung Pengaruh Iran

Bendera Arab Saudi
Bendera Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, Koran New York Times, cetakan Amerika menulis, di saat rakyat di Timur Tengah bangkit

melawan pemerintah despotik, Arab Saudi mulai ketakutan kehilangan kekuasaannya. Negara kaya minyak di Teluk Persia ini menggunakan segala cara untuk membendung arus kebangkitan rakyat ke negaranya baik melalui jalur diplomatik maupun kekerasan.

Menurut laporan IRNA, Koran New York Times edisi Sabtu (28/5) menulis, Arab Saudi menggunakan seluruh kekayaannya dan kekuatan diplomatiknya di kawasan untuk mencegah perubahan dan kebangkitan rakyat.

Dalam hal ini Riyadh dengan dukungan keluarga kerajaan berusaha keras membungkam rakyat yang tidak puas di negara ini. Menurut sumber ini, Arab Saudi demi mencegah pengaruh kebangkitan rakyat kawasan ke negaranya tak segan-segan mengucurkan dana empat miliar dolar guna mengokohkan posisi Dewan Militer di Mesir serta mengajak Jordania dan Maroko masuk menjadi anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (P-GCC).

Menurut koran ini, hal ini juga dilakukan Arab Saudi untuk membendung pengaruh luas Iran di kawasan. Arab Saudi berusaha mencegah perubahan drastis di sistem pemerintahan monarki despotik dengan menekankan stabilitas semu di negara yang menganut sistem kerajaan (monarki).

 

Karena perubahan ini akan menimbulkan pertanyaan serius di Arab Saudi di bidang politik dan ekonomi. Prakarsa Riyadh menarik Jordania dan Maroko mesuk ke P-GCC dimaksudkan untuk membentuk kelompok negara-negara monarki. Saat ini keenam anggota PGCC (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, Qatar, Kuwait dan Bahrain) seluruhnya menganut sistem kerajaan.

Menurut para pengamat, pesan utama dari pembentukan kelompok ini adalah negara Arab Sunni menegaskan kepada Iran sebagai negara Syiah bahwa mereka akan melindungi kepentingannya dengan cara apapun.

Pangeran Walid bin Talal bin al Saud, bisnismen dan anggota keluarga Saud di Riyadh terkait instabilitas di kawasan mengatakan," Kami mengirimkan pesan ini bahwa hal ini tidak akan terjadi pada keluarga kerajaan Saudi dan kami tidak menginginkan jalur kekerasan, tapi kami hanya berusaha mempertahankan kepentingan kami."

sumber : IRIB/IRNA/MF
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement