Rabu 01 Jun 2011 14:26 WIB

Giliran Italia Kunjungi Markas Pemberontak di Benghazi, Libya Marah Besar

Para pemberontak di Benghazi menyambut kapal Turki yang membawa pemberontak yang cedera dari Misrata.
Foto: AP
Para pemberontak di Benghazi menyambut kapal Turki yang membawa pemberontak yang cedera dari Misrata.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Libya, Selasa (31/5) mengecam sebagai ilegal kunjungan Menteri Luar Negeri Italia ke pangkalan pemberontak kota Benghazi. "Libya "mengecam keras kunjungan ilegal ini," kata satu pernyataan kementerian luar negeri di Tripoli.

Kunjungan Frattini adalah satu "pelanggaran hukum dan konvensi-konvensi internasional yang mencolok dan campur tangan dalam urusan dalam negeri sebuah negara yang berdaulat dan merdeka anggota PBB." tambahnya.

Frattini melakukan kunjungan ketika Italia membuka satu konsulat di Benghazi, memmperkuat pengakuan diplomatik terhadap pemerintah pemberontak itu. "Pemerintah Muammar Gaddafi telah berakhir, ia harus melepaskan jabatan, ia harus meniggalkan negara itu," kata Frattini dalam jumpa pers bersama dengan Ali al Essavi, kepala urusan luar negeri pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC).

Kunjungan Frattini dilakukan sehari setelah usaha-usaha Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma untuk menengahi gencatan senjata antara pemerintah Gaddafi dan pemberontak gagal mencapai terobosan.

Pernyataan kementerian luar negeri dari Tripoli itu mengatakan kunjungan Frattini itu tidak membantu "usaha-usaha untuk mencari satu penyelesaian damai terhadap apa yang terjadi di Libya" terutama usul-usul perdamaian Uni Afrika.

Walaupun Tripoli telah menyetujui usul-usul Uni Afrika itu, pihak pemberontak berkeberatan karena tidak mencakup pengunduran diri Gaddafi.

Italia, bekas negara penjajah Libya, adalah bagian dari pasukan internasional terlibat dalam aksi militer terhadap pasukan Gaddafi. Negara itu mengakui pemerintah pemberontak dan menyerukan Gaddafi melepaskan jabatannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement