REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Wakil Perdana Menteri Rusia Sergei Ivanov mengatakan bahwa NATO 'selangkah lagi' mengirimkan pasukan daratnya untuk membantu para pemberontak mengambil alih kekuasaan dari pemimpin Libya Muammar Qaddafi. Helikopter Inggris dan Prancis melakukan penyerangan untuk kali pertama pada Sabtu kemarin, setelah sebelumnya dalam setiap penyerangannya dengan menggunakan jet tempur di atas 15.000 kaki (4500 meter).
"Menyerang dengan menggunakan helikopter, menurut pandangan saya, merupakan yang terakhir tetapi juga merupakan langkah awal sebelum melakukan operasi darat," ujar Ivanov di Singapura, Ahad (5/6).
Rusia abstain dalam voting yang dilakukan di Dewan Keamanan PBB pada Maret kemarin terkait keluarnya larangan terbang untuk Libya. Ivanov mengatakan ada perbedaan pendapat terkait bagaimana menginterpretasikan lingkup dari resolusi tersebut.
"Kami berpikir itu merupakan resolusi yang bagus untuk menghentikan jatuhnya korban dari rakyat sipil dan menghentikan serangan udara tentara Libya," katanya.
"Tetapi kami tidak setuju maksud dari penghentian serangan udara. Kemudian, kemungkinan maksudnya melakukan pengeboman pertama dan sekarang menyerang dengan menggunakan helikopter. Kami berpikir ini secara jelas satu sisi membawa ke konflik," tutur Ivanov menambahkan.