REPUBLIKA.CO.ID, ALJIERS - Aljazair mulai membekukan aset-aset para pejabat dan perusahaan-perusahaan Libya, kata harian lokal Echorouk, Ahad (5/6). Menurut laporan, Menteri Keuangan Aljazair, Karim Djoudi, telah menyerukan, melalui satu instruksi rahasia, bank-bank, perusahaan-perusahaan asuransi dan semua lembaga lokal dan asing untuk mulai membekukan aset-aset milik para anggota pemerintah Libya.
Laporan juga mengatakan, instruksi itu menetapkan bahwa semua aset Libya, termasuk real estat, dana-dana dan investasi di Aljazair harus dilacak dan dibekukan.
Menteri memerintahkan lembaga-lembaga untuk menyebarkan instruksi itu kepada semua badan keuangan dalam rangka menjamin pendeteksian seluruh dana dan sumber keuangan yang dimiliki pemimpin Libya Muamar Gaddafi dan para anggota keluarganya, kata laporan itu.
Sebelumnya, pada Sabtu, dari Tokyo kantor berita AFP melaporkan bahwa Jepang telah membekukan 4,4 miliar dolar aset milik pemimpin Libya Muamar Gaddafi dan kelompoknya, sesuai ketentuan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Aset-aset itu termasuk tabungan bank, kata surat kabar Yomiuri Shinbun mengutip data kementerian keuangan, tanpa memberikan perincian lebih anjut.
Seorang juru bicara tidak dengan segera mengomentari laporan- laporan itu. Dewan Keamanan PBB, dengan dukungan negara-negara Arab dan Afrika, pada 26 Februari dengan suara bulat mengesahkan sanksi-sanksi terhadap rezim Gaddafi dengan tujuan untuk menghentikan tindakan kerasnya terhadap kekuatan anti-pemerintah.
Pada Maret, kabinet Perdana Menteri Naoko Tan menyetujui sanksi itu, yang mencakup pembekuan aset dan larangan perjalanan terhadap beberapa pemimpin rezim tersebut.