REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Raja Abdullah, Senin (6/6), memerintahkan semua departemen pemerintah untuk melaksanakan rencana jangka pendek dan jangka panjang yang telah ia setujui untuk menciptakan lapangan kerja bagi sarjana yang jumlahnya kian meningkat.
Hal ini ditegaskan Raja Abdullah ketika memimpin rapat kabinet dengan para menterinya. Rencana baru tersebut diharapkan dapat menciptakan paling tidak 70.000 pekerjaan baru bagi perempuan Saudi.
Selain membahas masalah lapangan kerja, dalam rapat Senin kemarin, para anggota kabinet juga membahas tentang undang-undang kelistrikan baru, peningkatan kinerja departemen dan lembaga-lembaga publik dengan mempromosikan e-transaksi, memperkuat pusat pengukuran kinerja, mengaktifkan unit pengembangan administrasi, dan memberdayakan badan-badan pengawas.
Pada kesempatan yang sama, Raja Saudi juga menyatakan kesedihan mendalam atas meningkatnya kekerasan di Yaman yang telah mengakibatkan kematian dan luka-luka. Ia mendesak semua pihak di Yaman untuk tetap menahan diri dan bekerja untuk menyelamatkan negara itu dari kekerasan dan konflik berkelanjutan.
Kedatangan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan sejumlah pejabatnya juga disinggung dalam pertemuan rutin para petinggi kerajaan tersebut. "Arab Saudi dan Negara-Negara Teluk lainnya (GCC) akan tetap melanjutkan upaya mereka untuk mencapai penyelesaian damai di Yaman dan mengakhiri pertempuran serta melindungi kepentingan utama negara," demikian pernyataan resmi pemerintah Saudi.
Pemerintah Saudi juga mengecam berlanjutnya kekejaman Israel terhadap Palestina seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek pembangunan pemukiman baru di Yerusalem. "Israel melanggar resolusi internasional dan menghalangi jalan menuju perdamaian di Timur Tengah," tegas pernyataan tersebut.