REPUBLIKA.CO.ID,BRASIL--Brasilia dan Karakas menandatangani perjanjian di bidang minyak, infrastruktur pertanian, dan bioteknologi dalam kunjungan resmi Presiden Venezuela, Hugo Chavez ke Brasil. Dalam kunjungan sehari itu, kedua negara menandatangani 10 kesepakatan Senin (6/6) yang meliputi beberapa kesepakatan soal pendanaan dua perusahaan raksasa Petroleos de Venezuela (PDVSA) dan Bank Pembangunan Sosial Brazil (BNDES), seorang koresponden Press TV melaporkan.
PDVSA adalah mitra dalam perjanjian minyak senilai miliaran dolar di Brasil yang didanai oleh BNDES. Perjanjian tersebut juga mencakup pendanaan sebuah galangan kapal di Venezuela milik Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika Kita (ALBA). ALBA terdiri dari Antigua dan Barbuda, Bolivia, Kuba, Dominika, Ekuador, Nikaragua, dan St Vincent dan Grenadines.
Presiden Brazil, Dilma Rousseff dan Chavez juga menandatangani nota kesepahaman pada pengembangan industri dan pertanian. "Venezuela ingin memperkuat industri dan pertanian, memperkuat infrastruktur dan nilai tambah pada sumber daya alam besar yang ada,"dan Brasil bersedia dan mampu memberikan kontribusi dalam upaya itu," kata Rousseff dalam konferensi persnya bersama Chavez.
Venezuela juga mempertimbangkan pembelian 30 pesawat produksi perusahaan Brasil, Embraer. Chavez menegaskan bahwa Venezuela dan Brasil menciptakan model baru kerjasama "yang tidak terbatas pada persaingan."
Sebelumnya, Venezuela memutuskan hubungannya dengan Amerika Serikat setelah Washington mengenakan sanksi terhadap perusahaan minyak milik negara itu karena memasok bensin ke Iran. Venezuela resmi membekukan hubungan dengan AS pada hari Ahad (5/6).
Pada tanggal 24 Mei, AS memberlakukan sanksi terhadap perusahaan minyak raksasa Venezuela, Petroleos de Venezuela (PDVSA) karena memberikan bensin dan produk minyak sulingan ke Iran.