REPUBLIKA.CO.ID, Televisi Aljazeera Rabu (8/6) menyiarkan pernyatan terbaru diktator Libya, Muammar Qaddafi. Dalam rekaman suara yang ditayangkan oleh televisi nasional Libya Selasa malam (7/6),
Qaddafi menyatakan tidak akan meninggalkan Libya meski dalam kondisi seperti apa pun. Dikatakannya, "Hidup dengan kemenangan tidak penting bagi saya, namun yang terpenting adalah melaksanakan tugas di hadapan negaranya, baik harus mati, bunuh diri, atau menang di jalan tersebut."
Ditekankan Qaddafi bahwa satu-satunya jalan baginya adalah tetap berada di Libya sampai detik akhir. Dalam beberapa pekan terakhir, Qaddafi menghadapi eskalasi serangan udara pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terhadap kota Tripoli, khususnya terhadap kompleks Bab al-Aziziyah, tempat kediaman Gaddafi dan keluarganya.
Selama itu pula, Qaddafi tidak tampil di televisi seperti yang sebelumnya sering dilakukannya. Ditujukannya kepada pasukan NATO yang menginginkan dirinya meletakkan jabatan, Qaddafi menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan menyerah di hadapan NATO dan pasukan asing tidak akan mampu mengalahkan bangsa Libya.
Qaddafi bersikeras akan tetap berada di Libya dan tidak akan pernah menyerah. "Saya tidak akan menjual negara saya," kata Qaddafi menegaskan.
"Jutaan rakyat Libya di timur dan barat atau di kawasan yang di sana ada kelompok bersenjata, pada akhirnya akan memaksa kelompok-kelompok bersenjata itu untuk melucuti senjata mereka tanpa perang dam roket-roket NATO tidak akan mampu membebaskan mencegah gerakan pembebasan seluruh wilayah Libya."