REPUBLIKA.CO.ID, KORDOFAN - Pertempuran antara tentara Sudan Utara dan Sudan Selatan meletus di Kadugli, ibukota Kordofan Selatan, Selasa (7/6). Pertempuran sengit ini menewaskan enam orang dan memaksa badan-badan PBB untuk menghentikan operasinya di kota tersebut.
"Tembakan terus-menerus terdengar di kota itu... Pertempuran ini antara unsur-unsur SAF (Angkatan Bersenjata Sudan, tentara utara) dan SPLA (Tentara Pembebasan Rakyat Sudan, tentara selatan)," Hua Jiang, juru bicara Misi PBB di Sudan (UNMIS), kepada AFP.
"Di salah satu rumah sakit yang kami kunjungi, kami melihat enam mayat, empat di antaranya adalah polisi pemerintah Sudan, dan dua lainnya warga sipil. Sebelumnya, kami melihat sekitar 3.000 orang mengungsi ke rumah sakit polisi Kadugli," tambahnya.
Sumber PBB di Kadugli mengatakan, sejak Senin (6/6), semua badan PBB telah menghentikan operasi mereka di ibukota negara tersebut. Kadugli merupakan pusat kegiatn PBB di mana sebagian besar agennya bertugas di sini.
Kini mereka ditarik ke markas UNMIS yang terletak dekat bandara. "Sekarang situasinya agak tenang, namun setiap saat bisa meledak," kata si sumber yang enggan disebutkan namanya.
Ketegangan terus meningkat di Kordofan Selatan, wilayah penghasil minyak, yang berbatasan dengan Sudan dan merupakan medan pertempuran kunci selama konflik 1983-2005.