Sabtu 11 Jun 2011 09:20 WIB

Kebijakan Keliru, Inggris Dibuat Gerah dengan Press TV

press TV
press TV

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--London berupaya menutup Press TV menyusul laporannya terkait kebijakan keliru pemerintah Inggris. Hal ini itu dikuatkan oleh 77,82 persen responden dalam sebuah polling yang diikuti 6605 orang.

Para responden meyakini bahwa tekanan London atas Press TV bertujuan menutup media yang berafiliasi dengan Teheran. Belum lama ini, Press TV mengulas laporan yang bersangkutan dengan kebijakan keliru London baik urusan dalam negeri maupun luar negeri.

Press TV di London membuat program-program kritis terhadap imperialisme Barat dan menyoroti non-demokratis politik Inggris, khususnya aturan turun-temurun yang diterapkan kerajaan Inggris. Press TV juga mengkritik kebijakan standar ganda London terkait perkembangan Timur Tengah dengan mengaitkan kehadiran Inggris di kawasan dari sisi historis.

Lebih jauh lagi, Press TV mengungkap kejahatan Rezim Zionis Israel di Palestina. Padahal masalah Zionis Israel dapat dikatakan sebagai garis merah bagi media Inggris. Untuk itu, Bekas Duta Besar Israel untuk Inggris, Ron Prosor, pernah menulis di The Daily Telegraph bahwa Inggris semakin menjadi sarang sentimen anti-Israel.

Situs WikiLeaks juga menerbitkan kabel dari Departemen Luar Negeri AS melaporkan Kedubes AS di London pada bulan Februari 2010 mencari cara untuk membatasi operasi Press TV. Upaya penghentian Press TV akhirnya terkuak di publik setelah dirahasiakan.

Artikel Dipesh Gadher diterbitkan di The Sunday Times. Gadher yang mengaku dirinya sebagai hakim menuding Press TV sebagai musuh dalam negeri. Dikatakannya pula, "Itu adalah saluran yang tak obyektif." Kemudian Gadher juga menyajikan statistik palsu dan mendistorsi fakta-fakta yang didokumentasikan Press TV.

Sementara itu, banyak kritikus percaya bahwa liputan Press TV obyektif, termasuk liputan atas tindakan keras terhadap mahasiswa yang berdemo di London pada awal tahun 2011. Menurut mereka, Press TV menyajikan laporkan seimbang dan tidak sepihak serta berdasarkan fakta di lapangan. 

sumber : IRIB/PressTV/AR
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement