Ahad 12 Jun 2011 07:19 WIB

Turki Tawarkan Qadafi Jaminan Kabur dari Libya

Moamar Qadafi
Foto: AP/Ben Curtis
Moamar Qadafi

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLO - Turki menyatakan pihaknya memberi jaminan kepada Muamar Qadafi untuk meninggalkan Libya. Tapi, jawaban dari pemimpin Libya itu belum diterima. Sementara, para pemberontak Sabtu (11/6) lalu menuding pasukan Qadafi menyerang situs warisan budaya dunia yang diakui UNESCO.

Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa pemerintahnya telah menawarkan 'jaminan' kepada Qadafi keluar Libya. ''Qadafi tak punya pilihan lain selain meninggalkan Libya dengan jaminan yang akan diberikan kepadanya," kata Erdogan di televisi NTV. "Kami telah memberinya jaminan ini. Kami telah memberitahunya bahwa kami akan membantu kemana dia ingin pergi. Kami belum menerima jawaban sejauh ini."

Komentarnya muncul setelah pertempuran sengit sehari dekat kota pelabuhan Misrata. Sebuah kantung penting pemberontak di Libya Barat sekitar 200 km dari Tripoli. Sementara itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melancarkan serangan-serangan ke sasaran tertentu di Tripoli. Tapi Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Robert Gates, memperingatkan bahwa perang udara atas pasukan Qadafi akan menimbulkan bahaya karena keterbatasan militer.

Dalam serangan pada Jumat (10/6), Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan jet-jet tempurnya telah menghancurkan empat tank yang disembunyikan dekat kota Al Aiziyah sebelah baratdaya Tripoli. Satu pangkalan militer di al Mayah di pinggiran kota Tripoli juga jadi sasaran pengeboman.

Para pemberontak mengatakan pasukan Qadafi menggempur kota Ghadames dekat perbatasan dengan Tunisia dan Aljazair. Di tempat itu terdapat situs warisan budaya dunia dan terkenal karena reruntuhan era-Romawi.

Bentrokan-bentrokan juga dilaporkan terjadi pada Jumat dan Sabtu di Kekla dan Bir al-Ghanem di kawasan pengunungan Nafussaa. Di pangkalan militer Mitiga di luar Tripoli, rezim itu mengatakan pihaknya mengadakan upacara menandai ulang tahun ke-41 penutupan pangkalan Amerika Serikat di Libya.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement