REPUBLIKA.CO.ID, JEPANG - Ketakutan baru muncul dari kebocoran nuklir di pabrik Fukushima Jepang yang dilanda bencana tsunami beberapa bulan lalu. Hal itu terlihat setelah seekor kelinci lahir di dekat fasilitas nuklir tersebut. Namun, yang membuat aneh adalah kelinci tersebut lahir tanpa sepasang telinganya yang mengguntai.
Sontak, kejadian tersebut membuat warga sekitar bertanya-tanya, apakah proses lahirnya kelinci tanpa telinga tersebut merupakan efek samping dari bencana nuklir. Reaktor nuklir Fukushima mengalami kerusakan hebat, bahkan beberapa kilangnya sempat mengalami kebocoran, usai diterjang gempa dan disusul tsunami, pada Maret lalu.
Terkait kerusakan tersebut, pemerintah Jepang sempat meminta warga sekitar untuk tetap berdiam di dalam rumah, agar tidak terpapar reaksi nuklir Fukushima. Tidak hanya itu, warga juga diminta untuk tidak sembarangan meminum air keran.
Sejak itu, beberapa ahli nuklir terlihat khawatir menyaksikan perkembangan di sekitar kompleks PLTN tersebut. Pemerintah Jepang sebelumnya telah melipatgandakan dampak dari terpaparnya reaktor nuklir Fukushima terhadap sayur-sayuran di sekitarnya.
Badan Keselamatan Nuklir dan Industri Jepang juga mengatakan selama pertemuan di Tokyo, mereka percaya bahwa inti reaktor di beberapa unit mencair lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya. Sementara itu, lebih dari 90 ribu orang masih tinggal di tenda-tenda atau tiga bulan setelah tsunami.
Hanya sebagian kecil dari puing-puing akibat gempa dan tsunami yang telah dibersihkan. Jumlah korban tewas akibat bencana kemarin dikonfirmasi mencapai 15.413 sedangkan 8.069 orang lainnya masih dikatakan hilang.