REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Raja Abdullah dari Yordania menyatakan masa depan perdamaian di Timur Tengah sangat suram. Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post Kamis, ia mengatakan bahwa publik Israel tidak tertarik kembali ke perjanjian perbatasan 1967. Di sisi lain, kepemimpinan di Israel juga tidak tergerak menuju solusi dua negara atau perdamaian.
"Mengutip statistik, 85 persen orang Israel tidak tertarik kembali ke perbatasan tahun 1967," katanya.
Abdullah mengatakan dia percaya ini menjadi kesaksian bahwa publik Israel "mulai percaya retorika pemimpin mereka."
"Saya tidak yakin bahwa mereka (Israel) tertarik pada solusi dua-negara," kata Abdullah. "Mereka tidak tertarik dalam perjanjian damai dengan orang Arab."
Abdullah menyesalkan kebuntuan pembicaraan Palestina-Israel saat ini. Bahkan, ia menyatakan kondisi saat ini adalah kondisi paling pesimis dalam 11 tahun terakhir.
"Tahun2011 saya pikir akan menjadi tahun yang sangat buruk bagi perdamaian," katanya
Ketika ditanya tentang perjalanan Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat berikut pidato kebijakan Tengah Presiden AS Barack Obama Timur, Abdullah mengatakan ia tidak percaya kunjungan itu berhasil.
"[Netanyahu] pada dasarnya datang hanya untuk mengatakan," Itu cara saya atau jalan pintas saya," kata raja Yordania.