Jumat 17 Jun 2011 07:45 WIB

Amerika Tolak Pemilu Demokratis Usulan Anak Qaddafi

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Amerika Serikat Kamis mengatakan bahwa usulan oleh lingkaran dalam Muamar Qaddafi untuk pemilihan demokratis "sedikit terlambat" dan bahwa hari-hari pemimpin Libya itu berkuasa telah dapat dihitung. Komentar juru bicara Deplu AS Victoria Nuland itu dibuat setelah seorang utusan Rusia mengatakan ia telah dijamin bahwa rezim Qaddafi telah mengadakan pembicaraan langsung dengan pemberontak, dan seorang putera Gaddafi telah mengusulkan pemilihan yang diawasi secara internasional guna memecahkan kebuntuan.

"Sedikit terlambat bagi usulan oleh Qaddafi dan lingkaran dalamnya untuk perubahan demokratis. Ini waktu baginya untuk pergi," kata Nuland. Nuland melukiskan pemimpin Libya itu sebagai makin terkucil dengan pembelotan sekitar 50 pejabat senior pemerintahnya di tengah serangan udara NATO untuk mencopotnya dari kekuasaan setelah lebih dari empat dasawarsa. "Jadi orang itu makin kesepian, makin terkucil. Hari-harinya dapat dihitung," ujarnya.

Di Tripoli, Perdana Menteri Libya Baghdadi al-Mahmudi menyatakan mundurnya Qaddafi dari kekuasaam merupakan "garis merah" yang tidak dapat dilintasi. Tapi putera Qaddafi, Saif al-Islam, mengatakan pada surat kabar Italia Corriere della Sera, "pemilihan, dengan segera dan dengan pangawasan internasional" adalah satu-satunya jalan tanpa rasa sakit untuk keluar dari kebuntuan yang terjadi sekarang ini.

"Kita dapat mengadakannya (pemilihan) dalam tiga bulan. Paling banyak (kemungkinannya) pada akhir tahun ini. Dan jaminan transparansi dapat berupa kehadiran pengawas-pengawas internasional," katanya seperti dikutip (surat kabar itu).

Utusan Rusia Mikhail Margelov, di Tripoli selama sehari setekah mengunjungi pemberontak di markas besar mereka di Benghazi pekan lalu, sementara itu mengatakan ia telah dijamin bahwa "kontak langsung antara Benghazi dan Tripoli telah terjadi".

"Perdana menteri Libya mengatakan pada saya bahwa putaran kontak itu termasuk kemarin di Paris," katanya, dan menambahkan bahwa Presiden Prancis Nicolas Sarkozy telah diberitahu mengenai hasil kontak itu". Ia tidak mengungkapkan sifat pembicaraan itu, yang tidak dapat dikonfirmasi dengan segera oleh Dewan Transisi Nasional pemberontak.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement