REPUBLIKA.CO.ID,Kamis (16/06) parlemen Belanda atau Tweede kamer berdebat apakah mereka harus mendukung larangan menyembelih binatang seperti yang dilakukan umat muslim dan Yahudi, yaitu tanpa dibius terlebih dulu dan sesuai dengan aturan agama masing-masing.
Alasannya hewan yang disembelih menurut aturan agama, menderita stres dan lebih merasakan sakit dibandingkan hewan yang dibius terlebih dulu sebelum dipotong.
Dua koran Belanda De Volkskrant dan Trouw berpendapat berbeda. De Volkskrant menulis, larangan itu kelihatannya mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Walaupun Kamis (16/06) para anggota parlemen boleh mendengarkan pleidoi sejumlah orang yang pro dan kontra penyembelihan ritual, kelihatannya pendapat partai-partai yang mendukung tidak berubah.
Dua partai pemerintah VVD dan PVV mendukung larangan, walaupun di dalam tubuh partai banyak terjadi pertentangan. Begitu juga partai Demokrat 66, walaupun seminggu lalu sewaktu sidang partai para anggotanya menasihatkan untuk menentang larangan tersebut, pengusul larangan, partai untuk kesejahteraan hewan, yakin bahwa RUU ini akan diterima.
Sementara harian Trouw menulis, kelihatannya dukungan terhadap penyembelihan ritual makin berkurang. Koran ini menulis, di dalam tubuh partai pemerintah VVD ada sejumlah tokoh partai yang beranggapan kebebasan beragama jauh lebih penting dari kesejahteraan hewan.
Apalagi lobi umat Yahudi di VVD juga sangat gencar. Sama seperti Islam, orang Yahudi menyembelih hewan juga tanpa dibius terlebih dulu.
Sementara tubuh partai oposisi terbesar PvdA juga terbelah dua. Banyak pendukung PvdA adalah muslim, kaum pendatang. Banyak anggota partai yang mencemaskan mereka akan kehilangan banyak dukungan elektorat.
Dan yang terakhir partai-partai Kristen di Belanda menuntut sidang dengar pendapat yang kedua, karena mereka beranggapan kebebasan beragama di Belanda terancam apabila usulan ini didukung parlemen.