Jumat 17 Jun 2011 14:33 WIB

SBY: Jepang dan Indonesia Miliki Aset Khas

Presiden SBY sedang memberikan Presidential Lecture di hadapan mahasiswa dan para undangan di National Graduate Institute for Policy Studies (Grips), Jumat (17/6). Ceramah ini atas permintaan Presiden Grips, Prof Takashi Shiraishi.
Foto: Nasihin Masha/Republika
Presiden SBY sedang memberikan Presidential Lecture di hadapan mahasiswa dan para undangan di National Graduate Institute for Policy Studies (Grips), Jumat (17/6). Ceramah ini atas permintaan Presiden Grips, Prof Takashi Shiraishi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kemitraan Jepang dan Indonesia bisa saling melengkapi. “Kita memiliki asset yang khas,” katanya, Jumat (17/6), seperti dilaporkan wartawan RepublikaNasihin Masha, dari Tokyo.

Hal itu diungkapkan SBY saat memberikan ceramah pada presidential lecture di National Graduate Institute for Policy Studies (Grips). Lembaga yang dipimpin Prof Takashi Shiraishi ini merupakan lembaga riset dan pendidikan pasca sarjana milik pemerintah Jepang. Para mahasiswanya merupakan pegawai pemerintahan Jepang dan pemerintahan dari berbagai Negara, termasuk dari Indonesia.

Lebih lanjut SBY menyebutkan Jepang merupakan Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia dan juga merupakan Negara maju dengan budaya yang homogen. Selain itu, Jepang merupakan Negara maritime, perdagangan, dan memiliki kekuatan industri berkelas dunia. Jepang juga merupakan Negara Asia pertama yang melakukan modernisasi. SBY juga menyebutkan bahwa Jepang adalah kekuatan Asia paling utama dengan demokrasi yang kuat, masyarakat yang dinamis, dan budaya yang kuat.

Sedangkan Indonesia, kata SBY, merupakan Negara dengan kekayaan sumberdaya alam, memiliki ekonomi yang sedang tumbuh, Negara terbesar di Asia Tenggara, dan Negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Selain itu,  seperti halnya Jepang, Indonesia juga merupakan Negara maritime, Negara kepulauan terbesar di dunia, Negara demokrasi yang kuat di Asia, dan anggota G-20. “Kami juga memiliki penduduk yang dinamis dan energik,” katanya.  Di sisi lain, budaya Indonesia sangat heterogen dan beragam serta 50 persen populasi penduduknya berusia di bawah 29 tahun.

“Banyak yang bisa kita lakukan untuk kesejahteraan bersama dan perdamaian dunia jika kita memadukan sumberdaya kita,” kata SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement