Jumat 17 Jun 2011 18:53 WIB

Greenpeace: Reaktor Nuklir Tertua Korsel Harus Ditutup

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Pengamat lingkungan Greenpeace Jumat mendesak Korea Selatan untuk menutup reaktor nuklir tertuanya, dan mengungkapkan kekhawatiran tentang keamanan dengan gambaran paralel reaktor yang tertimpa bencana di Jepang. Kelompok lingkungan anti-nuklir saat berlayar di sekitar Korea

Korea pada kapal kampanyenya, Rainbow Warrior, mengunjungi dan menunjukkan solidaritas kepada masyarakat berlokasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut. Greenpeace dan Federasi Gerakan Lingkungan Korea dalam satu pernyataan menyerukan penutupan langsung bagi reaktor Gori 1 yang berjarak 325 kilometer (200 mil) tenggara ibu kota Seoul.

Reaktor Gori 1, yang telah beroperasi sejak 1978, diberi perpanjangan 10 tahun mulai tahun 2007 "meskipun risiko yang sangat besar terkait dengan penuaan reaktor", kata pernyataan itu. Kelompok-kelompok itu menarik paralel dengan reaktor di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, Jepang, yang juga diberi perpanjangan 10 tahun sebelum darurat nuklir dipicu oleh gempa bumi dan tsunami.

"Pemerintah Korea harus mengakhiri perjudian nuklir yang sangat berbahaya ini, dengan pentahapan di luar kemampuan pembangkit listrik tenaga nuklir di negara ini," kata Harri Lammi, pakar nuklir dari Greenpeace Asia Timur. Dia mengatakan, Korea Selatan telah cukup pengetahuan teknologi untuk melompati energi bersih terbarukan dan memberikan masa depan yang sangat aman bagi negara.

Seorang juru bicara Korea dan Hydro Power Co Nuklir mengatakan bahwa Korea Selatan telah memeriksa semua 21 pembangkit listrik tenaga nuklinyar di seluruh negeri setelah bencana PLTN Jepang pada Maret lalu. "Tidak ada perubahan untuk rencana kami untuk mengoperasikan dan membangun reaktor nuklir," katanya.

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement