Jumat 17 Jun 2011 20:40 WIB

Korsel Gelar Rudal Dekat Perbatasan Korut

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL--Korea Selatan menggelar rudal-rudal yang dapat menghantam ibu kota Korea Utara Pyongyang dekat perbatasan yang tegang di semenanjung itu, kata laporan-laporan media di Soul, Jumat. Penggelaran rudal-rudal permukaan ke permukaan itu, yang dikenasl sebagai Sistem Rudal Taktis Militer (ATASCMS) adalah untuk menanggapi ketegangan yang meningkat baru-baru ini, kata kantor berita Yonhap dan surat kabar Dong-A Ilbo.

Beberapa rudal ATACMS, yang dapat ditembakkan dari berbagai tipe peluncur roket digelar dekat perbatasan Zona Demiliterisasi, kata Yonhap mengutip satu sumber militer. Seorang juru bicara Ketua Gabungan Kepala Staf Korsel menolak memberikan komentar tetapi mengatakan srategi itu bisa saja ditrapkan. Kementerian pertahanan membantah berita itu.

Dengan jangkauan tembak 165 km, rudal itu dapat menunjukkan dengan tepat sasaran-sasaran dengan satu sistem menetapkan posisi global, kata Yonhap. Militer Korsel pada tahun 2004 merampungkan pembelian 220 rudal ATACMS dari Amerika Serikat.

Dong A mengatakan, rudal-rudal itu digelarkan di dua daerah garis depan dan daerah ibu kota Seoul untuk menanggapi serangan-serangan rudal jarak jauh Korut. Surat kabar itu memberitakan militer Korsel memperkirakan rudal-rudal akan bertindak sebagai penangkal.

Korut selama bertahun-tahun menggelarkan artileri dan rudal di sepanjang perbatsan yang dapat menghantam Seoul. Ketegangan meningkat sejak Korsel menuduh tetangganya itu menorpedo sebuah kapal perangnya Maret 2010 yang menewaskan 46 pelaut.

Korut membantah bertanggung jawab atas tengelamanya kapal itu tetapi November lalu membunuh empat warga Korsel dengan menembaki sebuah pulau perbatsan Korsel. Bulan ini militernya mengancam akan melancarkan serangan sebagai protes terhadap usaha pasukan Korsel untuk menjadikan foto-foto keluarga yang memerintah Pyongyang sebagai sasaran-sasaran untuk ditembaki. Rencana itu dihentikan tetapi Korut meminta Korsel meminta maaf.

 

sumber : antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement