Ahad 19 Jun 2011 07:41 WIB

Pemberontak Libya: Kami Kehabisan Dana

Pemberontak Benghazi yang mendesak pimpinan Libya, Moamar Qadafi, mundur dari tampuh pimpinannya.
Foto: AP/Nasser Nasser
Pemberontak Benghazi yang mendesak pimpinan Libya, Moamar Qadafi, mundur dari tampuh pimpinannya.

REPUBLIKA.CO.ID,BENGHAZI - Para pemberontak, yang bertempur untuk menggulingkan pemimpin Libya Moammar Qadafi, telah kehabisan dana. Demikian kata Kepala Urusan Perminyakan Ali Tarhouni pada Sabtu (18/6).

Dia menuduh Barat tidak memenuhi janji-janjinya untuk memberikan bantuan keuangan yang diperlukan kepada pemberontak. Komentar-komntarnya muncul ketika tampak terjadi keretakan di aliansi NATO yang melancarkan kampanye pemboman selama tiga bulan melawan Qadafi.

Beberapa anggota sekutu memperlihatkan misi yang "kurang bergairah". Amerika Serikat menuding beberapa sekutunya di Eropa gagal memenuhi hal-hal yang mereka telah janjikan.

Pemberontak telah memperoleh beberapa hasil dalam perjuangannya selama beberapa pekan terakhir. Tapi, hal tersebut masih jauh dari menguasai target mereka merebut Tripoli yang menjadi basis kekuatan Qadafi kendati sudah ada dukungan udara dari aliansi militer paling kuat dunia itu.

"Kami sudah kehabisan segalanya. Ini suatu kegagalan. Mereka (negara-negara Barat) tidak memahami atau mereka tak perduli. Belum ada yang terwujud. Dan sungguh-sungguh belum ada apa-apa," kata Tarhouni dalam wawancara dengan Reuters.

Negara-negara Barat telah berjanji memberikan bantuan dengan aset-aset Libya yang dibekukan di luar negeri. Tetapi Tarhouni, yang juga menteri keuangan dari pemberontak, mengatakan bahwa mereka tidak melaksanakannya.

"Semua orang yang kami ajak bicara di semua konferensi-konferensi dengan pidato-pidato yang gegap gempita. Kami menghargai mereka dari sisi politik,'' katanya. ''Tetapi dari segi keuangan, mereka gagal sama sekali. Orang-orang kami sekarat.''

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement