REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH - Pertemuan puncak antara Presiden Palestina, merangkap pemimpin gerakan Al Fatah, Mahmoud Abbas, dan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, yang seyogyanya akan berlangsung Selasa (21/6) ini di Kairo, ditunda. Demikian pengumuman seorang pejabat Al Fatah.
Dua kelompok yang bersaing ini masih belum sepakat mengenai pengangkatan perdana menteri baru. Kelompok Al Fatah mengusulkan pejabat perdana menteri saat ini, Salam Fayyad, yang dikenal sebagai tokoh netral. Pihak Hamas tidak menyetujui pencalonan ini.
Sementara di Jerusalem, Dewan Perwakilan Rakyat kota Jerusalem, Ahad (19/6) kemarin menyetujui pembangunan sekitar 2.000 rumah baru, di wilayah pendudukan Yahudi, Ramat Shlomo.
Perluasan wilayah pemukiman Yahudi di kota Jerusalem selalu mendapat tentangan keras dari banyak pihak, khususnya dari warga Palestina. Jika suatu saat terbentuk negara Palestina, Jerusalem Timur akan menjadi ibukota negeri.
Israel merebut bagian kota ini pada tahun 1967. Tindakan ini tidak pernah diakui oleh dunia internasional.