REPUBLIKA.CO.ID, PBB - Majelis Umum PBB sepakat kembali menetapkan Ban Ki-moon sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) untuk kedua kalinya, Selasa (21/6). Majelis memuji Ban yang dianggap berhasil memperkuat peran badan dunia itu dalam situasi-situasi yang sulit.
Sebanyak 192 anggota Majelis bertepuk tangan atas terpilihnya diplomat Korea Selatan berusia 67 tahun tersebut untuk masa tugas kedua kalinya di PBB—ketika pemimpin sidang, Joseph Deiss, mengetuk palunya. Pemilihan Ban ini dilakukan secara aklamasi oleh para peserta sidang.
Awal bulan ini, Ban mengumumkan dirinya menginginkan jabatan Sekjen untuk kedua kalinya. Dia tidak menghadapi tentangan apa pun dari negara-negara anggota, dan telah mendapatkan rekomendasi dari Dewan Keamanan (DK) PBB. Dan semua kelompok regional di PBB juga memberikan dukungan.
Duta Besar Gabon di PBB, Nelson Messone, mengatakan Ban telah bekerja di tiap benua dengan sangat luar biasa, objektif dan independen, untuk mempromosikan perdamaian, keadilan dan keamanan internasional. "Kadang-kadang dalam situasi sangat sulit ia tetap berusaha," ujarnya.
Setelah pemungutan suara, sang Sekjen diantar ke podium di mana Deiss berkata padanya, "Di lingkungan internasional yang kompleks dan sulit, anda telah memperkuat peran dan visibilitas PBB dengan mengadopsi langkah-langkah reformasi, serta meluncurkan inisiatif yang menarik dan inovatif. Anda juga terus-menerus menyerukan penghormatan terhadap hak asasi manusia, aturan hukum dan nilai-nilai lain yang berakar dalam piagam kita."
Perwakilan dari semua kelompok regional menyambut pemilihan kembali Ban, seperti yang dilakukan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kim Sung-hwan dan Duta Besar AS, Susan Rice. "Menjadi Sekjen PBB adalah salah satu pekerjaan terberat di dunia," kata Rice.
Ikuti Whatsapp Channel Republika