Kamis 23 Jun 2011 15:28 WIB

Mata-Mata Melapor: Hizbullah Persiapkan Perang Lawan Israel

 Pemimpin Hizbullah Syekh Hassan Nasrallah, berbicara dari tempat rahasia melalui link video dalam upacara peringatan ke-22 wafatnya tokoh Revolusi Iran, Ayatollah Khomeini.
Foto: AP
Pemimpin Hizbullah Syekh Hassan Nasrallah, berbicara dari tempat rahasia melalui link video dalam upacara peringatan ke-22 wafatnya tokoh Revolusi Iran, Ayatollah Khomeini.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Kelompok militan Hizbullah Lebanon sedang mempersiapkan untuk kemungkinan perang dengan Israel untuk mengurangi tekanan Barat  menggulingkan Presiden Suriah, Bashar Assad. Demikian sumber yang dekat dengan gerakan ini mengatakan pada harian Israel, Haaretz.

Kelompok militer Syiah yang oleh Barat disebut-sebut dipersenjatai oleh Iran dan Suriah, berjuang mempertahankan kekuasaan Assad. Hizbullah mendukung gerakan pro-demokrasi yang menggulingkan pemimpin yang didukung Barat di Tunisia dan Mesir, namun  tidak untuk presiden Suriah. Kelompok ini disebut ada di belakang Assad menghadapi tekanan Barat dan  demonstran.

"Hizbullah tidak akan pernah campur tangan dalam persoalan Suriah karena  ini merupakan masalah internal untuk Presiden Bashar. Tapi ketika melihat Barat bersiap-siap untuk menurunkannya, mereka tidak akan hanya menonton," kata pejabat Lebanon kepada Reuters.

Kelompok militan, yang didirikan hampir 30 tahun lalu untuk menghadapi pendudukan Israel atas Lebanon selatan ini sebelumnya pernah terlibat dalam perang 34 hari  dengan Israel pada 2006.

Baik Hizbullah  membantah bahwa kelompok ini telah mengirim pejuang untuk mendukung tindakan keras militer pada demonstran.

Hizbullah percaya Barat bekerja untuk membentuk kembali Timur Tengah dengan mengganti Assad dengan pengganti yang lebih 'ramah' pada Israel dan memusuhi Hizbullah.

Sumber Libanon menyatakan Amerika Serikat, yang kehilangan sekutu ketika Presiden Mesir Hosni Mubarak digulingkan pada bulan Februari, "ingin pergeseran krisis" dengan mendukung protes terhadap musuhnya. "Bagi kami ini akan dihadapkan dengan cara terbaik," katanya, berbicara dengan syarat anonim.

Analis mengesampingkan kemungkinan perang penuh skala regional yang melibatkan Suriah, Iran, dan Lebanon di satu sisi melawan Israel yang didukung oleh AS. Yang paling mungkin, katanya, adalah perang Hizbullah melawan Israel.

sumber : Haaretz, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement