Jumat 24 Jun 2011 16:18 WIB

Cina Uji Air Laut di Teritori Jepang tanpa Izin

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Jepang memprotes tindakan Cina yang mengirim satu kapal riset maritim untuk menguji air di teritori lepas pantai negeri Sakura yang dihantam tsunami. Kata pejabat, Jumat (24/6) tujuan riset itu untuk mengecek radiasi, namun tanpa meminta izin kepada Tokyo.

Penjaga Pantai Jepang mengatakan kapal Cina itu terlihat berada 330km di lepas pantai timur laut Jepang tempat pusat listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak membocorkan radiasi ke udara, darat dan laut.

Jepang mengatakan Cina harus meminta izin karena kapal itu berlayar dalam zona ekonomi ekslusif 200 mil laut (370km)nya. "Kami tidak dapat mengizinkan riset ilmu pengetahuan tanpa izin negara kami," kata juru bicara penting pemerintah Yukio Edano yang dikutip kantor berita Jiji Press.

"Kami segera mengeluarkan satu peringatan dan melakukan kontak melalui saluran-saluran diplomatik," katanya tentang pertikaian terbaru antara dua negara Asia itu.

Sebuah kapal patroli Jepang, Kamis melihat kapal itu di radarnya dan mengeluarkan satu perintah radio agar meninggalkan lokasi itu, kata seorang juru bicara Penjaga pantai.

Kapal itu mengidentifikasi dirinya sebagai No Fen berbobot mati 1.537 ton dari akademi ilmu perikanan, kata pejabat itu dan menambahkan identifikasi visual tidak mungkin karena ada kabut tebal.

"Kapal itu mengirim pesan radio kembali dengan mengatakan mereka berada di luar zona 200 mil laut Jepang dan mengambil air untuk riset maritim", dan kapal itu kemudian pergi, katanya.

Media Cina memberitakan kapal itu sedang melakukan satu misi di Pasifik untuk menguji air apakah tercemar radioaktif. Surat kabar Yomiuri Shimbun Jepang memberitakan ini kemungkinan alasan bagi misi riset kapal itu.

Gempa dan tsunami yang melanda Jepang 11 Maret merusak pusat listrik tenaga nuklir Fukushima yang diterjang tsunami yang menyebabkan reaktor-reaktor bocor dan radio aktifnya mengalir ke Pasifik.

Beijing dan Tokyo berulang-ulang bertikai menyangkut wilayah-wilayah maritim, dan Jepang sering menyatakan kecemasannya menyangkut anggaran pertahanan Cina yang meningkat dan sikap agresifnya sebagai satu kekuatan angkatan laut.

Media Jepang memberitakan secara ekstensif satu armada 11 kapal perang Cina yang berlayar melalui antara pulau-pulau selatan Okinawa dan Miyako dua pekan lalu dan kembali melalui jalur yang sama Rabu dan Kamis.

Kapal-kapal Cina itu melakukan latihan-latihan termasuk praktek yang ditargetkan sekitar 1.500km selatan Okinawa, kata kantor berita Kyodo mengutip kementerian pertahanan Jepang.

Ketegangan di Laut Cina Selatan meningkat dalam beberapa pekan belakangan ini, dengan Vietnam dan Filipina memprotes apa yang mereka anggap sebagai sikap agresif Cina yang meningkat di wilayah yang strategis itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement