Sabtu 25 Jun 2011 16:08 WIB

Hisbullah Ungkap Tiga Mata-mata yang Disusupkan

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT—Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Jumat (24/6) bahwa kelompoknya telah menangkap tiga orang mata-mata di antara anggotanya. Dua diantaranya direkrut oleh Central Intelligence Agency (CIA).

Ketiga mata-mata tersebut, satu diantaranya baru direkrut lima bulan yanglalu, tidak menunjukkan ancaman yang serius bagi Hizbullah maupun kemampuan militernya, kata Sayyed Hassan.

“Tidak satupun ketiganya berada dalam barisan pertama kepemimpinan senior. Mereka tidak berada di posisi-posisi dengan tanggung jawab yang sensitif. Sehingga tidak mungkin mereka dapat mencapai militer, infrastruktur keamanan terhadap perlawanan, serta kemampuannya dalam menghadapi semua itu,” ujarnya dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi. “Tidak satupun dari mereka mempunyai informasi sensitif yang dapat merusak struktur pertahanan.”

Nasrallah juga mengatakan bahwa agen-agen CIA yang menyewa mata-mata memiliki perlindungan diplomatik dari kedutaan AS di Beirut. Ia menuding CIA melakukan perekrutan atas nama Israel. “Kaum Israel telah gagal melakukan penetrasi ke dalam struktur Hizbullah sehingga mereka berganti cara dengan meminta bantuan CIA,” katanya.

“Informasi yang diinginkan para agen CIA dari anggota Hizbullah tidak menarik minat administrasi Amerika. Seluk beluk militerlah yang menarik perhatian Israel dalam setiap peperangan,” katanya. Hal ini,akata Nasrallah, menegaskan bahwa kedutaan AS di Beirut adalah sebuah pusat kegiatan mata-mata yang diperuntukkan bagi Israel.

Juru bicara kedutaan AS mengatakan, tudingan tersebut tidak memiliki substansi. “Itu sama saja dengan tudingan-tudingan kosong sebelumnya yang telah kami dengar berulang-ulang dari Hizbullah.”

Hizbullah, yang oleh Washington disebut sebagai sebuah kelompok teroris, berperang dengan Israel selama 34 hari pada 2006, dengan terus-menerus menembakkan misil ke arah Israel. Setidaknya 1200 warga Libanon dan 158 warga Israel terbunuh dalam perang tersebut.

Penemuan mata-mata di tengah kelompok Hizbullah bukan sesuatu yang baru, namun ini adalah pertama kalinya kelompok tersebut mengakui bahwa mereka telah disusupi.

sumber : reuter
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement