REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY – Para relawan MER-C di Jalur Gaza, Palestina, tiada henti mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena selangkah demi selangkah proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza mulai terwujud.
Ketua MER-C Cabang Gaza, Abdillah Onim, dalam surat elektroniknya kepada Republika.co.id, mengatakan proses pembangunan RSI di Gaza bermula sejak penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Presidum MER-C dengan Kementerian Kesehatan Gaza pada 2009 lalu. Setelah melalui sejumlah prosedur yang cukup alot, kini proyek tersebut telah mulai memasuki pembangunan pondasi.
"Proyek yang semula seperti mimpi menjadi kenyataan. Awal mula ide ini diluncurkan, banyak kalangan, baik dari dalam negeri maupun dunia internasional, bahkan pihak pemerintah Palestina pun meragukan realisasinya. Namun berkat rahmat dan kasih sayang Allah, akhirnya proyek ini bisa diwujudkan," kata Abdillah.
Menurut Abdillah, kondisi Gaza benar-benar porak-poranda, hancur berkeping-keping. Seolah-oleh tidak ada kesempatan untuk menata kembali kehidupan akibat serangan biadab Israel selama 22 hari. "Jangankan material untuk bangunan, bahan makanan pokok untuk sehari-hari saja sangat langka akibat blokade ilegal Israel terhadap Gaza," ungkap warga Indonesia yang pertama menikah dengan Muslimah Gaza ini.
Namun berkat kerja keras semua pihak, terutama rakyat Indonesia yang senantiasa mendukung secara moril maupun materiil, terkumpullah dana untuk pembangunan rumah sakit yang nantinya didesain sebagai rumah sakit korban perang atau traumatology hospital.
"Uang pembangunan RSI ini berasal dari sumbangan rakyat Indonesia dari segala kalangan, mulai para pelajar TK (Taman Kanak-Kanak) hingga ke tingkat universitas, pedagang, guru, karyawan bahkan rakyat kecil dengan kemampuan pas-pasan. Mereka semua ikhlas menyisihkan sebagian uang demi cintanya pada Palestina," kata Abdillah.
Pemerintah RI maupun para relawan di Gaza bekerja tak kenal lelah demi terwujudnya RSI yang merupakan wujud cinta kasih rakyat Indonesia terhadap rakyat Palestina. Para relawan sempat terharu dan menitikan air mata, tatkala melihat dimulainya proyek pembangunan RSI yang berlokasi di Distrik Bait Lahiya, Gaza Utara tersebut.
Darusman, seorang relawan MER-C asal Sumedang, Jawa Barat, dengan penuh haru menyatakan syukur bisa berada di Gaza dan berpartisipasi langsung dalam pembangunan RSI. Sebuah kesempatan langka yang tidak Allah berikan kepada setiap orang. "Saya akan terus berusaha sekuat tenaga, mengerahkan seluruh kemampuan saya demi terlaksana dan lancarnya amanah ini," ujarnya dengan mata berbinar.
Setelah sebulan berjalan, progres pembangunan RSI Gaza telah mendekati angka 20 persen. Diperkirakan pembangunan Tahap 1 ini akan lebih cepat dari rencana semula. Beberapa bulan setelah pembangunan struktur pondasi berjalan, akan kembali dilakukan tender tahap kedua untuk arsitektur, mekanik dan kelistrikan.
Untuk pekerjaan tahap kedua ini, kata Abdillah, masih diperlukan dana sekitar Rp 15 miliar. "Dan insya Allah, melihat kecintaan rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina, kami sangat optimis pembangunan RSI ini akan sesuai dengan target yang direncanakan."
"Mohon doa dan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia di manapun berada. Inilah persembahan anak bangsa untuk mengibarkan merah putih dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional," harap lelaki kelahiran Galela, Maluku ini.