REPUBLIKA.CO.ID, Swastika terbalik, simbol kesohor Nazi, telah dilarang di Jerman selama beberapa waktu. Namun, neo-Nazi menemukan banyak jalan untuk menyiasati hukum, mulai dari membuat grafis alternatif dan kode-kode untuk kembali mempromosikan keyakinan yang diinspirasi Hitler.
Sebuah brosus terbaru berjudul "Hide and Seek" dalam tulisan majalah berita Jerman, Der Spiegel, memaparkan tren bermasalah tersebut. Tentu saja, simbol-simbol yang tampil tanpa mengintimidasi membuat sebagian orang tak menyadari bahwa itu adalah simbol yang didorong kebencian.
Tanda-tanda neo-Nazi tadi dapat dilihar dari baner-baner perhelatan olahraga, juga tato dan yang lain, demikian menurut pengarang brosur, Michael Weiss. Ia mengatakan tujuan utama adala menimbulkan kesadaran publik terhadap kode-kode generasi terkini neo-Nazi, terutama di kalangan guru dan pekerja sosial atau profesi lain yang memiliki akses ke pemuda Jerman.
Salah satu contoh, sebuah simbol yang sepertinya jauh dari sangkut paut dengan swastika, yakni nomor 14. Ternyata itu adalah kode untuk 14 kata yang pertama kali dimunculkan oleh separatis kulit putih Amerika, David Lane. Ia memiliki pernyataan terdiri 14 kata berbunyi, ""We must secure the existence of our people and a future for white children" (Kita harus menyelamatkan keberadaan orang-orang kita dan masa depan bagi anak-anak kulit putih). Sebuah mantra wajib bagi banyak neo-Nazi.
BH juga sebuah kode kebencian rahasia lain. Itu adalah singkatan dari Blood and Honour (Darah dan Kehormatan), sebuah ultra kanan ekstrem yang dilarang di Jerman lebih dari satu dekade lalu. Nomor 88 pun memperoleh popularitas, sebuah acuan tentang frase terlarang "Heil Hitler". Huruf H di sini adalah huruf kedelapan dari urutan alfabet. Bagi Nazi, 88 berarti 'Heil Hitler'.
Menurut Weiss, sekitar 150 kode neo-Nazi kini tengah digunakan di Jerman. Sebagai tambahan dari simbol-simbol baru tadi, beberapa grup neo-Nazi juga memunculkan simbol lama. Der Spiegel menulis beberapa contoh yakni kain penutup kepala kafiyeh, simbol lama nasionalisme Palestina. Neo-Nazi mengadopsi itu sebagai simbol dukungan terhadap Palestina, tapi demi menentang Israel.
Aksi pencurian simbol-simbol oleh Nazi sebenarnya bukan hal baru. Lambang swastikan sendiri awalnya jamak di kalangan penganut Hindu dan simbol itu identik dengan tema-tema perdamaian. Hitle dan Partai Nazinya membuat simbol tadi sinonim dengan rasisme dan pembununah masal.
Bila penasaran, anda bisa memeriksa brosur utuh berisi kode-kode neo-Nazi di sini dalam Bahasa Jerman