Sabtu 02 Jul 2011 11:13 WIB

Kesabaran Qaddafi Habis...Bersumpah Akan Serang Eropa

Qaddafi
Qaddafi

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Pemimpin Libya Muamar Qaddafi, yang menghadapi pemberontakan dan pemboman Barat, mengancam akan melancarkan serangan di Eropa, jika NATO tak menghentikan serangan udara terhadap pemerintahnya.

Qaddafi mengeluarkan pernyataan itu Jumat (1/7) melalui telepon kepada ribuan pendukungnya yang berkumpul di Lapangan Hijau di ibu kota Libya, Tripoli. "Kami dapat memperlakukan kalian dengan cara yang sama," kata Gaddafi, sebagaimana dilaporkan Xinhua. Ia merujuk kepada aksi udara NATO yang ditujukan kepada pasukan pemerintah Sejak Maret.

Pemimpin Libya itu juga mencela surat penangkapan terhadap dia yang dikeluarkan pada Senin (27/7) oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC). ICC, Senin, mengeluarkan surat penangkapan buat pemimpin Libya Muamar Gaddafi, putranya Said al-Islam dan Kepala Dinas Intelijen Abdullah as-Senussi, dengan tuduhan peran mereka dalam penindasan terhadap pemberontak. Menurut ICC, banyak warga sipil dibunuh dalam aksi tersebut oleh pasukan Libya.

Negara besar dunia --Inggris, AS dan Prancis-- mulai melancarkan serangan udara dan laut pada 19 Maret terhadap pasukan yang setia kepada Gaddafi. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB mensahkan resolusi untuk memberlakukan zona larangan terbang di wilayah udara Libya dan mensahkan "semua tindakan yang mungkin" guna melindungi warga sipil di Libya.

NATO secara resmi mengambil-alih komando dan kendali penuh atas operasi militer terhadap Libya dari Amerika Serikat pada 31 Maret.

Pada Jumat, Uni Afrika menyampaikan rencana kepada pemberontak dan pemerintah Libya untuk mengakhiri konflik mereka, dan segera melakukan pembicaraan tanpa pemimpin Libya Muamar Gaddafi, kata presiden Afrika Selatan.

Para pemimpin Afrika mendukung peta jalan perdamaian setelah pembicaraan pada pertemuan puncak mereka di ibu kota Equatorial Guinea Kamis dan Jumat, dengan pusat pembicaraan berupa rencana peletakan langkah bagi dialog, gencatan senjata nasional dan peralihan menuju demokrasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement