REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Prancis berencana untuk mengundang para pemimpin Palestina dan Israel untuk
bergabung dengan Kuartet Timur Tengah untuk membahas perdamaian yang dijadwalkan September di Paris, kata media lokal Selasa (5/7).
Prancis, ingin menghasilkan alternatif konkret untuk menghentikan konflik mematikan yang berlangsung lama di Timur Tengah, menunda konferensi untuk kedua kali pada musim gugur ini dari Juni dan Juli, kata radio lokal Eropa 1.
Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe mengatakan dia berharap Palestina dan Israel bisa kembali ke dialog perdamaian dengan upaya lebih dari Kuartet Timur Tengah -- Uni Eropa, PBB, Amerika Serikat dan Rusia.
"Perancis sekarang berencana untuk menyelenggarakan konferensi donor untuk Palestina pada paruh pertama bulan September dan konferensi perdamaian dengan Israel," kata radio itu --yang mengkutip pernyataan Juppe.
Perundingan langsung antara Palestina dan Israel telah terhenti sejak 2008, setelah pasukan Israel menyerang Jalur Gaza untuk menghentikan serangan roket dari daerah kantong yang dikuasai oleh gerakan HAMAS itu.
Israel juga menolak permintaan Palestina untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina yang mereka caplok, yang dijadikan syarat oleh Palestina bagi berlangsungnya perundingan langsung.
Pemerintah Otonomi Palestina berikrar akan meminta Majelis Umum PBB pada September untuk mengakui negara Palestina merdeka berdasarkan pembagian wilayah pada tahun 1967.