REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING--Cina, Kamis, memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mengadakan pertemuan resmi dengan Dalai Lama, sementara ribuan orang di Washington berkumpul untuk merayakan ulang tahun pemimpin spiritual Tibet tersebut. "Kami dengan tegas menentang Dalai Lama terlibat dalam kegiatan yang bertujuan memecah ibu pertiwi melalui kunjungan ke luar negeri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri di Beijing, Hong Lei, kepada wartawan sebagaimana dilaporkan AFP.
"Kami dengan tegas menentang pemerintah asing atau tokoh politik mana pun mendukung dan mendorong kegiatan semacam itu," katanya. Pernyataan Hong dikeluarkan setelah banyak orang berkumpul di satu arena di Washington, Rabu (6/7), untuk merayakan ritual Buddha selama 10 hari, yang dikenal sebagai Kalachakra, guna memperingati ulang tahun ke-76 Dalai Lama.
Beijing menuduh pemimpin agama Buddha Tibet tersebut menjadi separatis yang bertekad mendirikan Tibet yang merdeka --tuduhan yang telah lama dibantah oleh Peraih Nobel Perdamaian 1989 itu. Dalai Lama meninggalkan Tibet yang dikuasai Cina pada 1959 dan telah hidup di pengasingan di kota bukit India, Dharamshala.
Pada Selasa (5/7), seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS bertemu dengan Dalai Lama dan membahas dukungan "kuat" AS buat Tibet, kata departemen tersebut dalam satu pernyataan. Ia dijadwalkan bertemu dengan anggota parlemen Kamis, termasuk dengan Ketua Parlemen John Boehner dan pemimpin minoritas di Parlemen Nancy Pelosi, anggota senior partai Demokrat, pimpinan Presiden Barack Obama.
Gedung Putih belum mengatakan apakah Obama akan bertemu dengan Dalai Lama, tindakan yang dipastikan akan membuat marah Cina, yang selama bertahun-tahun telah berusaha mengucilkan pemimpin spiritual Tibet itu, kendati ia terkenal di kancah internasional. "Kami harap AS akan dengan ketat mematuhi komitmennya mengenai masalah agama di Tibet, melanjutkan seluruh kepentingan hubungan bilateral dan secara hati-hati serta layak menangani masalah yang relevan," kata Hong.