REPUBLIKA.CO.ID,Robert Cornville, seorang jurnalis dan penulis Inggris menyatakan, intervensi Washington di negara-negara lain, akan semakin menyulitkan dan membuat bangkrut warga Amerika Serikat. IRNA melaporkan, Cornville dalam artikelnya yang dimuat oleh media Gerakan Keadilan Global Malaysia hari ini (7/7) menyebutkan, "Dana total yang dikeluarkan Amerika Serikat dalam perang di Irak, Afghanistan, serta berbagai operasi militer di Pakistan, telah melampaui 4 triliun dolar, dan angka tersebut tiga kali lipat lebih banyak yang telah disetujui Kongres AS pasca serangan 11 September."
"Jika seandainya perang tersebut berakhir, maka perhitungan masa depan pasukan saat ini dan juga berbagai dana yang telah disebutkan hingga kini serta biaya perawatan para tentara veteran perang, korban cacat, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan perang "melawan terorisme", akan mencapai 3,7 atau 4,4 triliun dolar," tegas Cornville.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa ini bukan riset pertama yang membahas pengeluaran AS dalam melanjutkan peperangan. Sebelumnya, para pakar ekonomi juga telah memperkirakan bahwa perang yang digelar Amerika dengan klaim "memerangi terorisme" akan menelan biaya hingga 3 triliun dolar.
Dibandingkan dengan berbagai prediksi sebelumnya, saat ini Amerika Serikat tengah dililit krisis ekonomi hebat. Krisis dan defisit bujet yang setiap tahunnya mencapai 1,5 triliun dolar. Selain itu, dana kesehatan dan keamanan sosial juga cukup merepotkan pemerintah Amerika Serikat, mengingat lonjakan populasi di Amerika pasca Perang Dunia Kedua saat ini telah menginjak usia pensiun.
Berbeda dengan serangan-serangan Amerika Serikat lainnya, dalam perang di Irak dan Afghanistan, Washington terpaksa menutupi pengeluarannya dari sumber-sumber finansial asing. Cepat atau lambat utang-utang itu harus dibayar.