REPUBLIKA.CO.ID, HANOI – Polisi Vietnam membubarkan secara paksa unjuk rasa anti-China, Ahad (10/7), dan menahan setidaknya 10 orang termasuk seorang juru kamera. Aksi unjuk ini merupakan satu di antara serangkaian protes menyangkut ketegangan di Laut China Selatan.
"Polisi berpakaian sipil datang dan menangkap para pengunjuk rasa setelah mereka berkumpul dekat kedutaan besar China di ibu kota Hanoi," kata seorang wartawan AFP yang meliput aksi tersebut.
Para pemrotes melakukan perlawanan ketika pasukan keamanan menyuruh mereka masuk ke sebuh bus umum yang disiapkan di lokasi itu, dan membawa mereka ke satu lokasi yang tidak diketahui. "Kami tidak melakukan apa pun!" teriak mereka.
Di antara mereka yang ditahan adalah seorang juru kamera Vietnam yang bekerja pada stasiun televisi Jepang, NHK. Serangkaian protes yang tidak pernah terjadi sebelumnya—yang tidak biasa dilakukan di Vietnam yang otoriter—berlangsung secara damai di Hanoi pada lima akhir pekan belakangan ini. Aksi ini terkait dengan pertikaian menyangkut sengketa maritim antara China dan Vietnam yang kian meningkat.
China dan Vietnam terlibat pertikaian menyangkut Kepulauan Spratly dan Paracel yang kaya minyak di Laut China Selatan, yang juga merupakan jalur pelayaran penting komersil bagi perdagangan inernasional.
Para pengamat mengatakan protes-protes seperti itu diizinkan oleh pihak berwenang, karena aksi-aksi itu membantu tujuan pemerintah untuk menyatakan ketidaksenangan mereka pada sikap Beijing menyangkut wilayah maritim tersebut.