REPUBLIKA.CO.ID,PARIS--Parlemen Prancis Selasa memutuskan untuk meneruskan intervensi Prancis di Libya, tempat mereka telah memelopori tanggapan diplomatik dan militer Barat pada krisis di negara Afrika utara itu.
Hampir 500 anggota parlemen dari mayoritas sayap-kanan Presiden Nicolas Sarkozy di majelis nasional sepakat untuk meneruskan operasi itu, dengan hanya 27 anggota parlemen yang memilih menentang.
Majelis tinggi Prancis, Srnat, kemudian memutuskan untuk mendukung dengan mayoritas sama-sama nyaman 311 banding 24. Persetujuan itu terjadi ketika Prancis dan Libya Selasa menonjolkan kesempatan untuk membicarakan mundurnya pemimpin Libya Muamar Gaddafi dari kekuasaan dan diakhirinya konflik yang telah merusak negara itu, setelah berbulan-bulan kebuntuan militer.
Pemungutan suara parlemen itu merupakan tindakan yang diminta oleh konstitusi Prancis saat operasi militer di Libya, yang dimulai pada 19 Maret, kira-kira akan memasuki bulan kelimanya.
Seorang juru bicara pemerintah Libya mengatakan Tripoli "menyesalkan" hasil pemungutan suara itu, dan menambahkan bahwa Libya telah mengharapkan para anggota parlemen Prancis akan dapat menguji situasi tanpa mendengarkan "kebohongan" pemerintah dan media mereka.