REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Rabu (13/7), mengutuk serangan teror di ibu kota komersial India, Mumbai, dan mengatakan tak ada alasan dan penderitaan yang dapat membenarkan tindakan membabi-buta terhadap warga sipil, demikian pernyataan yang disiarkan di Markas PBB di New York, Amerika Serikat, oleh juru bicaranya.
"Sekretaris Jenderal mengutuk serangan yang telah menewaskan dan melukai banyak orang hari ini di Mumbai," demikian antara lain isi pernyataan itu, yang dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis pagi. Pernyataan tersebut menegaskan, "Tak ada alasan atau penderitaan yang dapat mensahkan aksi tanpa pandang bulu terhadap warga sipil."
Sekretaris Jenderal PBB tersebut juga menyampaikan solidaritasnya kepada pemerintah dan rakyat India, dan menyampaikan belasungkawa tulusnya kepada keluarga korban, kata pernyataan itu. Tiga ledakan mengguncang ibu kota ekonomi India, Mumbai, sekitar pukul 19:00 waktu setempat, Rabu, sehingga menewaskan sedikitnya 21 orang, melukai 141 orang, kata pemerintah setempat --yang menduga itu adalah serangan teror.
Komisaris Polisi Mumbai Arup Patnaik mengatakan tiga ledakan terjadi antara pukul 18:54 dan 19:05 waktu setempat di daerah yang dipenuhi orang pada malam itu. Ledakan pertama terjadi di Bazaar Zaveri, yang padat pengunjung, di Mumbai Selatan, ledakan kedua, yang lebih kuat, di Opera House, yang juga berada di Mumbai Selatan, satu menit kemudian dan yang ketiga terjadi di satu perhentian bus di Dadar Barat, Mumbai tengah, di dekat stasiun kereta pada pukul 19:05 waktu setempat.
Itu adalah serangan teror besar pertama di kota tersebut setelah pengepungan 2008, yang menewaskan sebanyak 160 orang. AS dan dinas intelijen India menduga serangan 2008 itu dilancarkan oleh kelompok fanatik yang berpusat di Pakistan.