REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Pemerintah Muammar Gaddafi mengatakan akan melarang Eni, perusahaan internasional energi terbesar yang beroperasi di negara kaya minyak Afrika Utara itu. "Kami sekarang telah menghentikan semua kerja sama dengan Eni," kata Perdana Menteri Libya Al-Mahmoudi pada konferensi pers di Tripoli pada Kamis (15/7).
Tanpa menyebut perusahaan-perusahaan tertentu, Al-Mahmoudi mengatakan Libya telah melakukan negosiasi dengan perusahaan-perusahaan China dan Rusia untuk mengambil alih tempat Eni yang berkantor pusat di Roma itu.
Konflik bersenjata antara pemberontak dan pasukan yang setia kepada Gaddafi, yang dimulai pada Februari telah membawa produksi minyak negara itu terhenti. Libya adalah negara Afrika dengan cadangan minyak dan gas yang paling kaya.
Italia tergantung pada Libya untuk sekitar 25 persen minyak bumi dan 12 persen dari gas. Sebelum krisis Libya, Eni telah memproduksi sekitar 280.000 barel minyak Libya per hari, di luar produksi total harian negara itu sekitar 1,6 juta barel.
Al-Mahmoudi mengatakan, bahwa Libya bersedia untuk memungkinkan perusahaan-perusahaan AS tinggal di negara itu, sejak mereka tidak langsung terlibat dalam upaya-upaya militer untuk mendukung pemberontak.