REPUBLIKA.CO.ID,BENGHAZI - Pasukan pemberontak Libya telah mengirim orang-orang bersenjata dan terlatih untuk melakukan operasi-operasi di ibu kota negeri itu, Tripoli, guna melakukan misi-misi terhadap rezim Moammar Qaddafi. Demikian kata seorang komandan Benghazi Kamis malam.
"Ada kelompok-kelompok kecil. Mereka adalah pejuang hebat yang dilatih di Benghazi," kata komandan pasukan revolusioner Fawzi Bukatif. "Kami telah menyediakan mereka senjata-senjata dan granat."
Sejak revolusi dimulai pada Februari, sejumlah kelompok berbasis di Tripoli memiliki video siaran yang dimaksudkan untuk menunjukkan tindakan pembangkangan sipil di ibu kota yang diawasi sangat ketat. Tetapi, laporan itu merahasiakan bahwa para pejuang pemberontak bersenjata telah menyusup di benteng pertahanan Qaddafi. Mereka meningkatkan tindakan-tindakan sabotase lebih serius.
Pada Kamis (21/7) lalu, ada desas-desus yang belum dikonfirmasi bahwa para pemberontak yang beroperasi berpindah-pindah di Tripoli telah mencoba membunuh anggota senior rezim Qaddafi. Bukatif mengatakan ia tidak tahu tentang serangan itu. Namun, dia berharap hal-hal seperti itu terjadi.
Komentar-komentar Bukatif tersebut tersiar berbulan-bulan sehingga mencemaskan operasi pengamanan wilayah timur yang dikendalikan pemberontak. Beberapa alat peledak yang gagal meledak telah ditemukan di Benghazi pada beberapa bulan terakhir. Itu termasuk sebuah truk pick-up sarat dengan Semtex yang gagal meledak di luar sebuah hotel yang sibuk. ''Satu bom mobil sebelumnya gagal menargetkan anggota senior dari Dewan Transisi Nasional,'' menurut satu sumber pejabat keamanan.