Jumat 22 Jul 2011 13:46 WIB

Cina Dukung Rencana Uni Afrika Akhiri Krisis Libya, Salah Satu Tahap, Qaddafi Mesti Mundur

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING  - Presiden Cina, Hu Jintao, mengatakan pada timpalannya dari Afrika Selatan, Jacob Zuma, Kamis (21/7), bahwa Cina akan bekerja dengan Uni Afrika untuk menemukan solusi bagi krisis Libya, demikian kantor berita negara Xinhua melaporkan.

Turki dan Uni Afrika telah mengusulkan peta jalan terpisah untuk mengadakan gencatan senjata dan melangkah melalui beberapa tahap. Sejumlah tahap itu mulai dari Muamar Gaddafi meninggalkan kekuasaaan hingga transisi demokratis.

Cina sempat mengatakan Kamis lalu bahwa mereka tidak akan menghadiri pertemuan pekan lalu di Turki antara negara-negara besar Barat, pemerintah-pemerintah dan para pemimpin Arab mengenai oposisi Dewan Transisi Nasional Libya. Mengomentari hasil tersebut, Cina mengatakan bahwa cara kelompok itu bekerja memerlukan "studi lagi".

"Afrika Selatan dan Uni Afrika telah memainkan peran penting dalam mendesakkan solusi politik bagi masalah Libya, yang menunjukkan pemecahan negara-negara Afrika dengan "menggunakan metode Afrika untuk memecahkan masalah Afrika," kata Hu pada Zuma.

 

"China sangat mengapresiasi ini, dan masih ingin terus berhubungan dekat dan berkoordinasi secara dekat dengan Afrika Selatan dan Uni Afrika mengenai masalah Libya."

Hu juga mengatakan pada Zuma bahwa China telah menyerukan gencatan senjata segera dan solusi bagi krisis Libya "melalui dialog dan konsultasi," Xinhua melaporkan.

Cina memilih tidak menggunakan vetonya pada Maret untuk merintangi resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengesahkan serangan pengeboman NATO terhadap Libya. Namun negara itu juga dengan cepat mengecam serangan tersebut dan berulangkali menyerukan gencatan senjata dan kompromi antara pemerintah dan pemberontak.

Cina belum lama ini telah menemui wakil pemerintah Libya dan pemberontak. Beijing telah menyatakan sikap itu merupakan bagian dari upaya untuk mendorong akhir bagi perang tersebut.

Tapi dengan menerima pemberontak Libya, Cina dipandang telah beralih dari kebiasaannya dalam politik luar negeri, yakni enggan melibatkan dirinya dalam urusan negara lain.

Cina, tak pernah menjadi sekutu dekat Gaddafi dan menghindari keperpihakan dalam konflik domestik negara lain. Tapi sekitar separuh impor minyak mentah China tahun lalu datang dari wilayah itu, tempat perusahaan-perusahaan China memiliki kehadiran besar.

Beijing telah memobilisasi kapal angkatan laut dan pesawat sipil untuk membantu puluhan ribu pekerja Cina melarikan diri dari Libya awal tahun ini.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement