Jumat 22 Jul 2011 13:52 WIB

Malaysia - Australia akan Teken Kesepakatan Soal Pencari Suaka

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR & CANBERRA - Malaysia dan Australia, Senin (25/7) akan menandatangani satu perjanjian pertukaran ribuan manusia perahu, kata satu sumber yang mengetahui langsung mengenai masalah itu, Jumat (22/7).

Dalam satu pertukaran itu, 4.000 pencari suaka yang kini berada di Malaysia dan terdaftar dalam Komisaris Tinggi PBB urusan Pengungsi akan dimukimkan di Australia. Australia akan mengirim 800 pencari suaka yang masih belum diproses ke Malasia untuk diteliti apakah mereka layak diberikan status pengungsi.

"Bagi Malaysia, perjanjian itu bermanfaat karena akan membantu kami menangani satu masalah pengungsi yang terus datang ke negara kami untuk mencari suaka sementara kami memiliki alat yang terbatas untuk membantu mereka." kata sumber itu.

Para pencari suaka menjadi satu titik api politik di Australia kendatipun data PBB menunjukkan negara itu menempati urutan ke-46 dalam daftar negara-negara yang menampung pengungsi, dengan hanya dibawah 0,5 persen dari jumlah pencari suaka dunia.

Pertukaran pengungsi itu sangat dibutuhkan oleh Perdana Menteri Australia Julia Gillard. Secara politis kebijakan ini membalikkan persepsi-persepsi publik bahwa Partai Buruh yang memerintah lemah dalam memproteksi perbatasan dan tidak dapat melaksanakan janjinya di parlemen, di mana partainya hanya menang satu kursi.

Gillard, yang popularitasnya berada pada titik rendah dalam pemilu tahun lalu berjanji akan menandatangani satu perjanjian untuk memeroses para pencari suaka di Timor Leste. Tetapi usul itu gagal karena Timor Leste menolak ikut serta.

Sumber iu, yang menolak menyebut namanya, juga mengingatkan bahwa perjanjian itu bisa memerlukan waktu beberapa tahun untuk dilaksanakan. Pasalnya ,ada perbedaan pendapat di antara partai-partai Australia mengenai masalah itu dapat berbahaya menjelang pemilu yang menurut rencana akan diselenggarakakan tahun 2013.

Pemimpin oposisi konservattif Tony Abbott menyebut perjanjian dengan Malaysia itu sebagai satu "perjanjian buruk" dan mengatakan itu tidak akan dapat mencegah kedatangan para pencari suaka.

Australia saat ini menampung lebih dari 6.000 pencari suaka yang ditahan, mereka berasal dari negara-negara termasuk Iran, Irak, Vietnam, Sri Lanka dan Afghanistan.

Malaysia memiliki masalah yang jauh lebih besar menyangkut pengungsi.

Malaysia tahun lalu menampung 25.600 pengungsi yang terdaftar pada badan PBB urusan pengungsi UNHCR untuk mencari suaka. Angka itu tertinggi di antara semua negara di mana badan pengungsi itu memiliki kantor.

Mereka menampung jumlah pengungsi yang tercatat dan pencari suaka di negara Asia Tenggara itu menjadi 93.600 orang sebagian besar dari Myanmar, Sri Lanka, Somalia, Irak dan Afghanistan , kata kantor UNHCR Malaysia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement