REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA - Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) mengimbau Korea Utara (Korut) untuk berkomitmen penuh pada usaha perdamaian dengan Korsel. Dalam imbauan itu termasuk komitmen pelucutan senjata nuklir yang diteken kedua Korea dalam Deklarasi Bersama Pertemuan Enam Pihak pada 2005.
Dalam pernyataan bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Takeaki Matsumoto, Menlu AS, Hillary Clinton, dan Menlu Korsel, Kim Sung-hwan, yang bertemu di Nusa Dua, Bali, pada Sabtu diimbau agar Korut benar-benar berusaha memperbaiki hubungan dengan Korsel.
Ketiga menlu menginginkan perbaikan hubungan dua Korea sebelum Pertemuan Enam Pihak yang melibatkan Korsel, Korut, AS, Jepang, Rusia dan China bisa dilaksanakan lagi setelah terakhir bertemu pada 2008.
"Tiga menteri mengapresiasi pertemuan utusan khusus tentang nuklir dari Korut dan Korsel di Bali pada 22 Juli di sela-sela pertemuan menlu-menlu ASEAN dan negara mitranya. Tiga menteri menekankan perlunya dua Korea mempertahankan komunikasi yang baru berjalan," demikian pernyataan bersama tiga menlu tersebut.
Selain itu, tiga menlu tersebut berjanji untuk tetap melakukan komunikasi dengan China dan Rusia, sebagai sekutu dekat Korut, untuk membujuk negara tersebut melucuti senjata nuklirnya.
Utusan nuklir Korsel, Wi Sung-lac, dan Wakil Menlu Korsel, Ri Yong-ho, yang menangani diplomasi nuklir diketahui bertemu pada Jumat (22/7) lalu di Bali di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara mitranya.
Pertemuan tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak kedua negara bersitegang tahun lalu akibat dugaan Korut menembakkan torpedo ke arah kapal selam Korsel di semenanjung Korea.
Pertemuan pejabat tinggi tersebut juga memberi harapan terhadap dilakukannya lagi proses Pertemuan Enam Pihak membahas perdamaian di Semenanjung Korea dan pelucutan senjata nuklir Korut.