Rabu 27 Jul 2011 07:28 WIB

Ck...ck...ck...Gara-gara Ada Karyawan Israel-Palestina Saling Jatuh Cinta, Kini Layanan Supermarket di Israel Berubah

Rami Levi di salah satu tokonya
Foto: Haaretz
Rami Levi di salah satu tokonya

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Bayar di kasir, tapi pengemasannya di tempat terpisah. Itulah yang kini dilakukan di supermarket-supermarket jaringan Rami Levi di Israel, menyusul skandal asmara terlarang antara pemuda Palestina dan kasir Israel yang terbongkar belum lama ini. Para rabi melakukan aksi protes dan pihak pengelola supermarket meluluskannya.

Seorang wanita Israel yang bekerja sebagai kasir di supermarket itu sebelumnya mengaku menjalin asmara dengan pemuda Palestina yang bekerja sebagai pengemas barang belanjaan. Keduanya sepakat untuk menikah. Bagi kaum Yahudi, ini adalah sebuah tamparan; umatnya menikahi pemuda/pemudi Palestina. Pemuda Palestina itu kemudian dipecat dari pekerjaannya.

Dalam upaya untuk mencegah bersahabat antara packer Palestina dan kasir yang umumnya adalah perempuan Yahudi, kini aturan diubah. Keduanya bekerja di tempat terpisah. Pengecualian dibuat untuk Rabu dan Kamis malam, ketika counter kasir begitu sibuk sehingga tak ada kesempatan untuk percakapan.

Keputusan itu menyusul badai yang muncul di pemukiman Gush Etzion,  setelah adanya laporan seorang gadis lokal yang bekerja sebagai kasir telah  terlibat asmara dengan salah satu baggers Palestina.

Sejak pengusaha Rami Levi Shivuk Hashikma membuka cabang di Gush Etzion,  kontroversi  mencuat. Salah satunya, karena supermarket itu berada di lokasi abu-abu, sehingga pembeli Palestina dan Israel berbaur. Apalagi, pemuda Palestina kemudian juga direkrut untuk menangani pengiriman, pengemasan, dan stok barang.

Dan yang paling mereka takutkan, adalah hubungan asmara para pekerja Muslim-Yahudi.

Rabi Gideon Perl, rabi dari Alon Shvut, bertemu dengan pemilik jaringan Levi dan menuntut penutupan."Kini apa yang dicemaskan telah terjadi," katanya.

Namun pengelola supermarket menolak penutupan. Bahkan, mereka juga membantah ada pekerja yang dipecat. "Ini adalah supermarket perdamaian," kata Rami Levi. "Ekstremis Palestina dan Yahudi tidak menyukainya? Tak masalah."

Ia menyatakan tokonya akan tetap beroperasi seperti biasa, dengan sedikit pengaturan ulang.

sumber : Haaretz
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement