REPUBLIKA.CO.ID, PBB - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon Selasa (26/7) mengecam keras serangan bom pinggir jalan yang melukai enam tentara pasukan penjaga perdamaian Prancis di selatan kota Sidon.
Ban "berharap bahwa pelaku cepat diidentifikasi dan dibawa ke pengadilan," kata juru bicaranya Martin Nesirky. "Sekretaris Jenderal sangat terganggu oleh serangan pada UNIFIL ini, yang kedua dalam dua bulan terakhir," tambah Nesirky.
Sebelumnya, Neeraj Singh, juru bicara Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon, mengatakan kepada AFP: "Menurut laporan awal, sekitar pukul 18:00 hari ini (1500 GMT) terjadi ledakan yang ditujukan kepada konvoi UNIFIL di sepanjang jalan raya di Sidon."
Bagian terdepan pasukan menanggung ledakan berat dan rusak parah, dengan beberapa bagian terlontar sekitar 20 sampai 30 meter jauhnya.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang terjadi pada jalan raya utama yang menghubungkan ibu kota ke Libanon selatan, di mana pasukan berkekuatan 12.000 prajurit dikerahkan.
Spanyol saat ini komandan UNIFIL, yang didirikan pada tahun 1978 dan bertugas mengawasi perdamaian yang rapuh di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dengan Israel. Setelah Italia, Prancis membentuk kontingen terbesar dengan 1.600 tentara, kemudian diikuti oleh Spanyol dengan 1.100 tentara.