Jumat 29 Jul 2011 07:04 WIB

Kontak Senjata Tentara-Pemberontak Renggut 75 Korban di Yaman Utara

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sedikitnya 40 prajurit dan 35 petempur oposisi tewas dalam pertempuran sengit di provinsi Sana'a, Yaman timur-laut, Kamis (28/7), ketika gerilyawan berusaha menyerbu satu pangkalan Pengawal Republik, kata seorang pejabat militer.

"Sebanyak 40 personel Pengawal Republik yang ditempatkan di pangkalan militer Sana'a di kabupaten Arhab tewas ketika mereka diserang oleh anggota suku bersenjata dari kelompok oposisi Partai Pertemuan Bersama (JMP), yang menguasai beberapa bagian timur pangkalan militer paling tangguh, Kamis pagi, dan menyandera 50 prajurit," kata pejabat itu, yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

"Namun, tentara dengan dukungan pesawat tempur Yaman memaksa anggota suku tersebut meninggalkan pangkalan, dan menewaskan sebanyak 35 anggota kelompok oposisi yang bersenjata," kata pejabat itu kepada Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, jejaring partai yang berkuasa melaporkan personel Pengawal Republik mematahkan serangan oleh anggota suku yang bersenjata dan didukung oposisi serta anggota Al-Qaeda yang menyerang pangkalan militer dan menewaskan 30 gerilyawan.

Kementerian Pertahanan mengatakan dalam satu pernyataan anggota JMP yang bersenjata didukung oleh kekuatan besar dan senjata yang disediakan oleh Divisi Lapis Baja Pertama, yang membelot serta dikomandani oleh Mayor Jenderal pembangkang Ali Mohsen al-Ahmar, saudara tiri Presiden Ali Abdullah Saleh.

Kementerian tersebut menuduh JMP berusaha menduduki pangkalan militer itu, merebut Bandar Udara Internasional dan mengepung jalur masuk timur dan utara Sana'a.

Pasukan elit Saleh, Pengawal Republik, dikomandani oleh salah seorang putra Saleh, Ahmed Ali Abdullah Saleh.

Beberapa sumber suku mengatakan pesawat tempur masih menyerang tempat persembunyian gerilyawan di beberapa desa di Arhab.

Arhab, sekitar 60 kilometer di sebelah timur-laut ibu kota Yaman, Sana'a, telah menghadapi bentrokan sporadis antara personel Pengawal Republik dan anggota suku bersenjata yang didukung oposisi sejak akhir Mei. Puluhan orang dari kedua pihak tewas dan ratusan keluarga dipaksa meninggalkan daerah itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement