Sabtu 30 Jul 2011 08:26 WIB

Libya: 190 Pemberontak Tewas

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI--Juru bicara pemerintah Libya mengatakan Jumat bahwa pasukan yang setia pada Muamar Qaddafi telah membunuh setidaknya 190 pemberontak dalam pertempuran di bagian barat negara itu sejak Rabu. Ibrahim Moussa juga mengatakan bahwa Al Qaida bertanggung jawab untuk kematian pemimpin militer pemberontak Abdel Fattah Younes, yang tewas pada Kamis dalam serangan terhadap pemberontak dan pasukan-pasukan Barat berusaha untuk menyingkirkan Qaddafi.

Para pemberontak mengklaim telah menguasai beberapa kota dalam serangan terbaru di barat. Seorang menteri pemberontak sebelumnya pada Jumat mengatakan bahwa Younes telah dibunuh oleh pejuang yang bersekutu dengan milisi pemberontak. Berita dari Benghazi sebelumnya menyatakan, Jenderal Abdel Fatah Younes, mantan pejabat senior dalam rezim Muamar Qaddafi yang membelot untuk memimpin pasukan pemberontak, telah dibunuh, kata kepala Dewan Transisi Nasional pemberontak Kamis di tengah keberhasilan baru mereka.

"Dengan sedih, saya memberitahu anda tentang meninggalnya Abdel Fatah Younes, komandan pasukan pemberontak kami," kata Ketua NTC Mustafa AbdelJalil pada saat ledakan terakhir mengguncang pusat ibu kota, Tripoli.

"Orang yang melakukan pembunuhan telah ditangkap," kata Abdel Jalil seperti dikutip AFP tanpa merinci. Younes ditembak tewas oleh kelompok bersenjata pada saat dia dalam perjalanan ke Benghazi setelah dipanggil garis depan untuk menjawab persoalan-persoalan mengenai situasi militer, kata Abdel Jalil.

Dia mengatakan akan ada tiga hari berkabung untuk menghormati Younes. Desas-desus beredar di Benghazi sepanjang Kamis bahwa Younes, yang dikenal sebagai orang nomor dua rezim Gaddafi sebelum pembelotan di hari-hari awal pemberontakan Libya, ditangkap dan dibunuh oleh pemberontak, tetapi mereka tidak dapat dimintai konfirmasi oleh AFP.

"Saya meminta anda untuk menahan diri dan tidak memberi perhatian pada rumor-rumor bahwa pasukan Gaddafi mencoba untuk menyebar di dalam barisan kami," kata Abdel Jalil kepada wartawan setelah pertemuan tertutup dengan anggota NTC.

Beberapa saat setelah pengumuman tersebut, dua kendaraan sarat dengan senjata anti pesawat dan setidaknya selusin orang bersenjata menembak di udara setiba di Hotel Tibesti, tempat pengumuman itu dibuat.

Seorang saksi mengatakan bahwa mereka kemudian berhasil memasuki hotel dengan senjata mereka, namun pasukan keamanan menenangkan mereka dan meyakinkan mereka untuk pergi. "Mereka berteriak 'Kau membunuhnya,'" mengacu pada NTC, katanya menambahkan.

Setidaknya tiga ledakan keras mengguncang pusat Tripoli pada Kamis, pada saat televisi Libya melaporkan bahwa pesawat-pesawat terbang di atas ibu kota Libya, yang telah menjadi target serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

sumber : antara/AFP/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement