REPUBLIKA.CO.ID,PBB--Pasukan Sudan mengancam akan menembaki sebuah helikopter Medivac yang berusaha mengevakuasi tiga personil pasukan keamanan PBB yang cedera dari daerah Abey menunda lepas landas tiga jam, kata seorang pejabat penting PBB, Kamis. Tiga personil pasukan PBB asal Ethioia akhirnya meninggal, kata komandan pasukan perdamaian PBB Alain Le Roy kepada wartawan. Sekjen PBB Ban Ki-moon menyampaikan protes duta besar Sudan untuk PBB atas insiden pekan ini, kata Le Roy.
Satu ledakan ranjau menghantam satu patroli Pasukan Keamanan Sementara PBB untuk Abyei (UNISFA),Selasa di Mabok,tenggara kota Abey, di wilayah yang disengketakan antara Sudan dan Sudan Selatan yang baru saja merdeka. Seorang personil pasukan perdamaian tewas seketika dan PBB berusaha menerbangkan tiga tentara lainnya.
Tetapi pasukan Sudan melarang helikopter Medivac tinggal landas dari Kadugli di provinsi Kordofan Selatan terbang ke Abey untuk membawa prajurit yang cedera,dengan mengatakan penerbangan itu tidak diizinkan, kata Le Roy. "Kami tidak mengizinkan helikopter Medivac tinggal landas segera dengan mengancam akan menembak pesawat itu."
Ada penundaan setidaknya tiga jam sebelum akhirnya diizinkan lepas landas. Tiga personil pasukan keamanan itu tewas beberapa jam setelah ledakan, tetapi Le Roy mengatakan sulit untuk mengatakan apakah nyawa mereka dapat diselamatkan jika helikopter itu segera diizinkan terbang.
Tujuh pesonil pasukan PBB lainnya cedera ringan akibat ledakan itu. Le Roy dan juru bicara PBB Martin Nesirky mengatakan Ban kemudian memanggil duta besar Sudan untuk menyampaikan keluhan menyangkut insiden itu. PBB mengatakan bahwa berdasarkan perjanjian status pasukannya dengan Sudan dan negara-negara lain di mana PBB menempatkan pasukannya, helikopter pengevakuasian medis dapat tinggal landas segera.
Sudan dan Sudan Selatan keduanya mengharapkan memasukkan Abey dalam wilayah mereka dan Selatan memisahan diri dari Sudan Utara untuk membentuk negara baru pada 9 Juli berdasarakn dengan hasil referendum Januari yang diselenggarakan sesuai dengan perjanjian perdamaian tahun 2005 yang mengakhiri perang saudara puluhan tahun antara wilayah utara dan selatan itu.
Khartoum dan Juba masih belum mencapai kesepakatan siapa yang akan mengausai Abey, yang mwnimbulkan kekhawatiran twrjadi pertengkaran berkepanjangan menyangkut daerah itu dan memicu konflik lebih luas. Menanggapi pertempuran yang meningkat di Abey, Dewan Keamanan PBB Juni mengizinkan pengerahan 4.200 tentara Ethiopia ke daerah Abey selama enam bulan.
Para pejabat mengatakan sekitar 1.500 tentara dari pasukan itu kini telah tiba, tetapi pasukan Sudan dan Sudan Selatan belum ditarik dari daerah itu, sebagaimana ditetapkan. Insiden Selasa itu merupakan kematian pertama pesonil UNISFA.