REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON - Diplomat senior AS, yang mengunjungi beberapa Negara Afrika sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, mendesak para pemimpin di sana untuk menekan orang kuat Libya, Moamar Qaddafi, segera meninggalkan kekuasaan. Demikian kata para pejabat Selasa.
Setelah diuntungkan secara finansial dari kebijakan Qaddafi, sejumlah negara Afrika enggan untuk menyerukan pemimpin berkuasa lama itu untuk mundur. Mereka justru mengecam kampanye militer yang dipimpin NATO di Libya.
Gene Cretz, duta besar AS yang meninggalkan Libya setelah Qaddafi melancarkan penumpasan berdarah terhadap oposisi pada Februari, dan Asisten Wakil Menteri Luar Negeri Donald Yamamoto Senin (8/8) tiba di Addis Ababa. Wilayah tersebut merupakan markas Uni Afrika.
Para diplomat itu berada di Afrika untuk bertemu dengan anggota Uni Afrika guna membahas krisis Libya dan kebutuhan bagi Qaddafi untuk melepaskan kekuasaan sekarang," katakata juru bicara Departemen Luar Negeri, Mark Toner.
Toner mengatakan pasangan itu bertemu dengan Perdana Menteri Ethiopia, Meles Zenawi, dan akan bertemu dengan Ketua Uni Afrika, Jean Ping, sebelum meninggalkan Addis Ababa. Mereka juga bertemu dengan Mahmud Jibril, pemimpin oposisi Dewan Transisi Nasional Libya, yang mengunjungi Ethiopia.
"Mereka mengadakan pertemuan produktif pada situasi saat ini di Libya dan disepakati tentang pentingnya menjaga tekanan internasional terhadap Qaddafi," kata Toner.