Sabtu 13 Aug 2011 18:04 WIB

Malaysia Usir Pengacara Inggris yang akan Membela Etnik India

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Malaysia, Sabtu mendeportasi seorang pengacara Inggris bagi satu kelompok aktivis etnik India yang menuduh masyarakat etnik mereka didiskriminasi di negara Asia Tenggara itu, kata para pejabat.

Pengacara Inggris itu tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Jumat tetapi pihak imigrasi melarang dia memasuki negara itu dan mengirim pulang ke London 12 jam kemudian.

Direktur Jenderal Departemen Imigrasi Alias Ahmad mengonfirmasikan Khan dideportasi Sabtu ketika ia dinyataan sebagai "imigran yang dilarang" tetapi menolak menjelaskan lebih jauh.

S.Jayatbas, koordinator bagi Hindraf, yang melobi bagi hak lebih luas untuk minoritas etnik India Malaysia, mengatakan Khan berencana akan tinggal seminggu untuk menemui para anggota masyarakat yang menghadapi kesulitan-kesulitan, seperti memperoleh kartu-kartu identitas atau dipaksa masuk Islam.

 

"Mereka mendeportasi dia," kata Jayathas kepada AFP dan menambahkan bahwa para pejabat hanya mengemukakan kepada Khan mereka mengikuti instruksi-instruksi polisi" dari pejabat yang lebih tinggi" tanpa memberikan alasan lain.

Khan dan seorang koleganya, yang ikut bersama dia tetapi diizinkan masuk , menurut rencana akan mengajukan satu gugatan sipil baru terhadap pemerintah Inggris, menuduh diskriminasi terhadap etnik India itu dimulai pada masa kolonial ketika mereka dibawa ke wilayah yang kini bernama Malaysia untuk diperjakana sebauah buruh perkebunan.

"Kami ingin menggunakan kasus ini untuk menyoroti ketidak adilan yang bersejarah... Hak kami untuk menemui para pengacara kami ditolak," kata penasehat Hindraf N.Ganesan kepada AFP.

Satu survai yang disiarkan Jumat oleh perusahan riset independen Merdeka Centre menyataan bahwa hubungan etnik di Malaysia memburuk. Dari sekitar 1.000 warga Malaysia di tanya Mei, 35 persen menyebut persatuan etnik sebagai "tulus dan bersshabat," menurun dari 54 persen tahun 2006.

Hindraf menyebabkan hubungan antar etnik itu memburuk tahun 2007 ketika kelompok itu mengajak ribuan anggota etnik India turun ke jalan menuntut kesempatan-kesempatan pendidikan lebih baik, pekerjaan dan bisnis dari pemerintah yang dikussai entik Melayu dalam satu protes yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Polisi menghentikan protes itu dan menahan lima pemimpin mwreka sesuai dengan undang-undang keamanan, yang dapat melakukan penahanan mereka tanpa diadili untuk hampir satu setengah tahun.

Etnik India merupakan delapan persen dari 28 juta jiwa penduduk Malaysia, sementara Melayu merupakan 60 persen dan etnik China 25 persen. Pemerintah koalisi yang dipimpin Organisasi Nasional Melayu Bersatu menguasai negara itu sejak merdeka tahun 1057.

Bulan lalu, Malaysa mendeportasi seorang pengacara Prancis yang mewakili satu kelompok hak asasi manusia dalam penyelidikan tuduhan korupsi melibatkan Perdana Menteri Najib Razak.

Pengacara itu, William Bourdon berada di negara itu untuk memberikan keterangan dalam penyelidikan terhadap tuduhan korupsi menyangkut penjualan dua kapal selam Scorppene ketika Najib menjadi menteri pertahanan. Pemerintah membantah tuduhan-tuduhan itu.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement