REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY - Kepala Bank Dunia, Robert Zoellick, memperingatkan pada Ahad bahwa banyak pemain pasar kunci telah kehilangan kepercayaan dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini mendorong perekonomian global yang rapuh ke dalam "zona bahaya baru."
Berbicara kepada anggota Asia Society di Sydney, Australia, ia mengatakan peristiwa beberapa minggu terakhir di Eropa dan Amerika Serikat sudah memiliki dampak yang merugikan, dan bisa menjadi sinyal masalah yang lebih besar ke depan. Beberapa negara Eropa terus berjuang dengan utang yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang lambat dan isu-isu lain, sementara politisi AS mengangkatnya menjadi isu politik.
"Ada konvergensi dari beberapa peristiwa di Eropa dan Amerika Serikat yang telah menyebabkan banyak pelaku pasar kehilangan kepercayaan dalam kepemimpinan ekonomi dari beberapa negara-negara kunci," kata Zoellick.
Hal ini mencerminkan sentimen yang berkembang bahwa sebuah kondisi resesi besar bisa terus memburuk, kata Presiden Bank Dunia. "Saya berpikir bahwa peristiwa-peristiwa dikombinasikan dengan beberapa kerapuhan lain dalam pemulihan telah mendorong kita ke dalam zona bahaya baru," kata Zoellick.
Zoellick, mantan Perwakilan Dagang dalam pemerintahan Presiden George W Bush yang kemudian menjadi seorang eksekutif di perusahaan investasi raksasa Goldman Sachs, menambahkan bahwa penting negara-negara itu maju menghadapi masalah utang mereka daripada mengejar solusi tambal sulam.
Kepada ABC News ia menguraikan bahwa solusi jangka panjang "memerlukan perhatian pada beberapa hal fundamental" - tidak hanya menangani utang pemerintah tetapi juga memperkuat daya saing ekonomi dan memacu pertumbuhan.
"Bila kepemimpinan ekonomi akan bekerja dalam dimensi yang berbeda, Anda akan melihat kurangnya kepercayaan ini makin menyebar," kata Zoellick.
Dia memperingatkan beberapa negara tengah berjalan menuju badai ekonomi, seperti Spanyol atau Italia.