REPUBLIKA.CO.ID, Tentara Suriah yang didukung helikopter dan tank dilaporkan mengumpulkan ribuan orang dan menembaki beberapa warga sipil secara membabi buta di kota barat utara Jisr al-Shughour dekat perbatasan Turki. Demikian disampaikan kelompok hak asasi manusia (HAM).
Salah seorang warga yang melarikan diri dari kampung, yang terletak lima kilometer dari Jisr al-Shughour berbicara kepada Channel 4 dalam hubungan teleponnya, menuturkan para tentara langsung masuk dan mengobrak-abrik kamp pengungsian dan menembaki laki-laki yang ada di sana.
Ia juga mengklaim para tentara itu juga melakukan tindakan kekerasan seksual, yaitu memperkosa perempuan. "Mereka memperkosa dan menyiksa para remaja perempuan, tapi juga membunuhnya serta memotong payudaranya," tuturnya.
Pengungsi tersebut, yang identitasnya disembunyikan Channel 4, membantah klaim yang disampaikan tentara Suriah bahwa penyerangan yang dilakukannya ke kamp hanyalah untuk mencari para peremprontak yang tidak lain adalah kelompok bersenjata.
Sebelumnya, televisi negara (Suriah) mengatakan para tentara telah "memulihkan kondisi keamanan di Jisr al-Shughour". Namun pihak Palang Merah Internasional mengatakan tentara Suriah menemukan sebuah kuburan massal yang berisi 10 mayat personil keamanan yang tewas dan yang dikubur kelompok bersenjata di Jisr al-Shughour. "Sebagian besar dari mayat tersebut tidak memiliki kepala dan tangan yang telah diamputasi dengan parang," ujarnya.
Ketika diatanya kuburan massal tersebut merupakan hasil dari bentrokan di kota (Suriah), Mustapha 39 tahun yang berada di perbatasan Turki pada Minggu kepada Reuters dalam sambungan teleponnya mengatakan, "Bentorkan apa? Para tentara membombardir kota dengan tank dan membuat warga di pengungsi kabur kocar-kacir."
"Meskipun kita memiliki senjata, apa yang akan mereka lakukan ketika berhadapan dengan para pasukan infantri tersebut? Tentara Suriah begitu didukung oleh diktator dan rezim tiba-tiba mengatakan Jisr al-Shughour sepenuhnya bersenjata. Mereka berbohong. Mereka menghukum kami karena menginginkan kebebasan," bebernya.
Pihak pemerintah mengatakan minggu lalu bahwa 'kelompok bersenjata' telah membunuh lebih dari 120 tentara di kota usai demonstrasi besar-besaran. Para pengungsi dan kelompok HAM mengatakan korban kebanyakan dari warga sipil yang dibunuh.
"Ketika pembantaian terjadi di Jisr al-Shughour para tentara mulai berkelahi satu sama lain dan menyalahkan kami," kata seorang pengungsi wanita, yang menolak memberitahukan namanya, kepada televisi berita NTV Turki pada Sabtu.
Sekitar lima ribu pengungsi Suriah telah menyeberang ke Turki yang berbatasan dengan Suriah. Juru bicara Palang Merah Internasional telah menyiapkan empat kamp dengan sedikitnya 2.500 kamar. Para saksi mata mengatakan sekitar seribu pengungsi telah menetap sementara di kamp yang lokasinya berada di perbatasan Suriah-Turki tersebut.