REPUBLIKA.CO.ID,MANILA - Pemerintah Filipina pada Senin (22/8) memperingatkan warga negaranya yang berada di Libya untuk tetap berada di dalam rumah. Pemerintah Filipina saat ini sedang mengatur kapal yang akan membawa warganya keluar negara itu.
Seruan-seruan itu dikemukakan di tengah-tengah desakan terakhir pemberontak memasuki ibu kota. Pemerintah Manila bekerja sama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi guna membawa warga Filipina kembali ke negerinya melalui laut.
''Karena, rute darat untuk evakuasi telah diblokir,'' kata jurubicara departemen luar negeri Manila, Raul Hernandez. ''Sekitar 2.000 orang Filipina masih berada di Libya dengan sekitar 1.200 orang di ibu kota Tripoli. Lainnya berada di pinggiran kota sekitarnya.''
Untuk saat ini, warga Filipina telah diperintahkan untuk hanya tinggal di dalam rumah atau tempat kerja mereka. Warga Filipina diminta untuk menunggu saran-saran dari kedutaan.
Kementerian mengatakan bahwa belum jelas kapan kapal evakuasi itu akan tiba di ibu kota Tripoli.
Hernandez mengatakan bahwa dia memperkirakan beberapa orang Filipina akan tetap berada di Libya terlepas dari situasi keamanan di sana.
"Banyak dari mereka adalah para pekerja medis. Mereka membantu di rumah-rumah sakit, mengurus warga Libya yang sakit dan terluka," katanya.
Pemerintah memperkirakan ada sekitar 26.000 orang Filipina di Libya pada permulaan pertempuran enam bulan lalu. Tapi, kebanyakan dari mereka segera meninggalkan negara itu setelah kerusuhan berkecamuk.