Selasa 23 Aug 2011 13:06 WIB

AS Imbau Vietnam Bebaskan Para Pemrotes Anti-Cina

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI - Amerika Serikat, Selasa (23/8) mengimbau pembebasan para pemrotes yang ditahan ketika pasukan keamanan Vietnam membubarkan unjuk rasa akhir pekan lalu terkait tindakan-tindakan Beijing di Laut Cina Selatan.

"Kami khawatir dengan penahanan beberapa orang yang tampaknya mengutarakan pandangan-pandangan mereka secara damai," kata seorang juru bicara Kedutaan besar AS kepada AFP.

"Kami mengimbau kepada pemerintah Vietnam agar membebaskan semua orang yang ditahan karena melaksanakan hak-hak asasi manusia mereka dan kebebasan dasar. Sebuah surat kabar resmi polisi memberitakan, Senin 47 orang ditahan pada unjuk rasa Ahad di tengah kota Hanoi.

Para pemrotes berkeberatan "invasi" Cina atas perairan yang kedaulatannya disengketakan kedua negara. Sebanyak 39 orang telah dibebaskan tetapi delapan orang kini sedang diperiksa karena melanggar ketertiban publik dan melawan para pihak berwenang yang sedang menjalankan tugas mereka, kata surat kabar An Ninh Thu Do.

Juru bicara kedubes itu, yang menolak menyebut namanya, mengatakan seharusnya tidak seorangpun dapat ditahan karena menjalankan haknya untuk melakukan unjuk rasa secara damai. "Ini bertentangan dengan kewajiban-kewajiban Vietnam berdasarkan Konvensi Internasional mengenai Hak-Hak Sipil dsn Politik," kataya.

Vietnam mengatakan pihaknya telah mencapai kemajuan besar dalam masalah hak asasi manusia. Lima tahanan lainnya dibebaskan Senin malam, kata Nguyen Quang Thach, 36 tahun, salah seorang dari mereka yang dibebaskan.

Berdasarkan sistem hukum Vietnam, tiga orang lainnya bisa ditahan sampai Rabu untuk penyelidikan. "Polisi sangat sopan dan bersahabat. Kami bekerja sama, bukan penyelidikan," kata Thach. Ia berikrar tidak akan berdemonstrasi lagi tetapi akan melanjutkan perjuangan anti-Cinanya dengan cara lain.

Unjuk rasa Ahad itu menyangkut ketegangan wilayah maritim adalah yang ke-11 sejak awal Juni,satu aksi yang tidak perah terjadi sebelumnya di negara komunis yang otoriter itu di mana demonstrasi politik jarang terjadi.

Kendatipun para pengunjuk rasa ditahan sebentar setelah dua demonstrasi sebelumnya, protes-protes berikutnya diperkenankan dilakukan sampai pihak berwenang Hanoi, Kamis akhirnya membubarkannya dan mengeluarkan perintah penghentian aksi-aksi itu.

Para ilmuwan terkenal yang punya hubungann dengan protes-protes itu membantah tuduhan-tuduhan para pejabat bahwa "kekuatan anti-pemerintah" mengambil keuntungan dari unjuk-unjuk rasa itu.

Nguyen Xuan Dien seorang pakar yang blognya menjadi pusat informasi aksi unjuk rasa itu, menyatakan ia diperiksa oleh para penyelidik polisi , Selasa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement