REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Pemberontak Libya berhasil merangsek masuk ke dalam kompleks perkemahan pemimpin Libya, Muammar Qaddafi, di Tripoli yang selama ini selalu dijaga dengan pengamanan maksimal. Massa pada Selasa terlihat mengibarkan bendera mereka dan menembakkan pistol ke udara untuk merayakannya.
Massa Pro-Qaddafi semula mencoba untuk mempertahankan Bab al-Aziziya, kemah terbesar milik pimpinan yang memilih tetap bergelar kolonel itu. Namun seperti dilaporkan Associated Press, upaya perlawanan mereka berakhir beberapa jam lalu.
Asap hitam membumbung dari perkemahan setelah puluhan pemberontak bersenjata, bersama dengan beberapa warga sipil tak bersenjata, memasuki kompleks. Seorang pemberontak merobek poster Qaddafi sementara yang lain mencoba untuk merobohkan sebuah patung.
Pemberontak mengatakan pada Senin bahwa sebelumnya kemah tersebut dilindungi oleh tank dan penembak jitu. Nyanyian dan klakson mobil terdengar di sekitarnya.
Pemberontak menguasai Tripoli pada akhir pekan lalu, disebut-sebut sebagai puncak dari perlawanan enam bulan mereka yang didukung tentara NATO. Gambar yang diambil siaran televisi Sky News menunjukkan pemberontak di dalam kompleks itu mengenakan properti milik Qaddafi, antara lain topi khas yang biasa dikenakannya.
Namun hingga berita ini ditulis, keberadaan Qaddafi masih belum jelas. Meski begitu, ia mengatakan dalam beberapa hari terakhir di televisi bahwa ia tetap di Tripoli.
Sementara itu, media terkemuka Israel Haaretz meramal Libya bakal jatuh tak sampai 72 jam. Pendapatnya didasarkan pada analisa seorang pejabat senior PBB yang menyatakan hal yang sama."Libya kini "benar-benar di tangan kaum revolusioner," kata Utusan PBB untuk Libya, Ibrahim Dabbashi, seorang tokoh penting dalam gerakan oposisi Libya, tak lama setelah pemberontak memasuki kompleks perkemahan Qaddafi di Tripoli.
Ia menyatakan bahwa pemerintah Qaddafi itu "sudah jatuh," dan prediksi dia kota Sirte, kampung Qaddafi, akan jatuh dalam 48 jam berikutnya dan bahwa seluruh negara akan berada di bawah kendali pemberontak dalam waktu tiga hari.