REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Dua ledakan kuat yang disebabkan oleh satu serangan udara mengguncang Tripoli pada Rabu (24/8) pagi. Sementara satu pesawat tempur NATO terbang di atas kota itu.
Ledakan-ledakan tersebut muncul setelah pertempuran yang terjadi pada Selasa (23/8) malam menyusul penyerbuan kompleks pemimpin Libya Muamar Qaddafi oleh para pemberontak.
Pemimpin kelompok pemberontak mengatakan kepada koresponden AFP bahwa mereka yang pro-Qaddafi bersembunyi di jalan menuju bandar udara.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengatakan di Paris ia telah setuju dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan melanjutkan aksi militer terhadap Qaddafi berdasarkan mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sampai ia meletakkan senjata.
Sementara itu Beijing mendesak satu "peralihan kekuasaan stabil" di Libya dan mengatakan pihaknya mengadakan kontak dengan Dewan Transisi Nasional (TNC) dari kelompok penentang Qaddafi.
Pernyataan tersebut merupakan isyarat jelas bahwa Beijing telah secara efektif mengalihkan pengakuan kepada pasukan pemberontak yang mengalahkan pasukan pro-Qaddafi.
China "menghormati pilihan rakyat Libya dan mengharapkan adanya transisi kekuasaan stabil", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Ma Zhaoxu dalam satu pernyataan yang dimuat di laman kementerian itu (www.mfa.gov.cn) pada Rabu.